Begini Bentuk Tikus Usai Disuntik DNA Manusia

Embrio tikus yang disuntik DNA manusia
Sumber :
  • www.cnet.com/Duke University/Silver Lab

VIVA.co.id - Peneliti menemukan DNA manusia bisa berdampak pada perkembangan embrio tikus. Peneliti Duke University Medical School, Amerika Serikat, menemukan usai menyuntikkan salah satu urutan DNA manusia pada embrio tikus, hasilnya ruang otak tikus menjadi lebih besar.

Melansir Cnet, Senin 23 Maret 2015, peneliti ingin menguji sejauh mana dampak urutan DNA manusia dan kerabat dekat manusia, simpanse.

Diketahui, kode genetik manusia dan simpanse hampir sama, yaitu 95 persen. Meski hampir sama, bobot otak manusia lebih besar dibanding simpanse. Otak manusia sekitar 1352 gram sedangkan otak simpanse rata-raya sepertiganya, 384 gram.

Dalam uji coba, peneliti menyuntikkan urutan DNA yang disebut HARE5. Urutan DNA ini merupakan regulator aktivitas gen. Peneliti mencatat urutan DNA ini dari HARE1 hingga HARE6.

Menilik Teknologi Penghasil Sapi Bobot 700 Kilogram

Namun, peneliti memilih HARE5, karena dianggap sebagai kandidat terkuat. HARE5 terletak dekat kromosom Frizzled8, jalur molekuler yang menunjukkan perkembangan otak dan penyakit.

Tujuan penyuntikan urutan DNA itu adalah untuk mengetahui sejauh mana urutan DNA memengaruhi perkembangan otak. Peneliti pun mengambil urutan DNA HARE5 dari manusia dan simpanse, dan kemudian sama-sama disuntikkan dalam embrio tikus.

Hasilnya HARE5 manusia menunjukkan pengembangbiakan sel nenek moyang neutron yang lebih cepat dibanding HARE5 simpanse. Saat menjelang akhir kehamilan, terlihat dengan jelas perbedaan ukuran otak dengan mata telanjang embrio tikus yang menonjol. Pengukuran menunjukkan ukuran otak tikus hasil suntikan HARE5 manusia 12 persen lebih besar dibanding HARE5 simpanse.

"Apa yang benar-benar menarik dalam hal ini, yaitu perbedaan aktivitas yang terdeteksi pada saat kritis dalam perkembangan otak. Saat sel saraf progenitor yang berkembang biak jumlahnya, sebelum memproduksi neutron," jelas Debra Silver, asisten profesor genetika molekuler dan mikrobiologi Duke University Medical School.

Silver mengatakan, apa yang ditemukan timnya masih sebatas studi awal. Ia menambahkan, studi itu bisa menambah wawasan dalam memahami keunikan otak manusia.

Peneliti juga yakin, hasil ini bisa bermanfaat dalam mendapatkan informasi tentang kondisi otak seperti autisme dan penyakit Alzheimer. (asp)

Baca juga:

Satu Sapi Unggulan Indonesia Hasilkan 2 Ribu Sperma Jadi

Tiga Tahun Lagi, Indonesia Yakin Lepas dari Impor Sapi
Ilustrasi pengeditan gen

Inggris Setujui Eksperimen Edit Gen Manusia

Eksperimen dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.

img_title
VIVA.co.id
2 Februari 2016