Perubahan Iklim Picu Penyakit yang Semakin Ganas

Ilustrasi tentang perubahan iklim.
Sumber :
  • REUTERS/David Gray

VIVA.co.id - Infeksi penyakit semakin mengganas, baik menimbulkan penyakit baru atau pun merambah ke tempat baru. Ilmuwan percaya jika perubahan iklim memberikan kontribusi terhadap semakin mengganasnya penyakit yang ada.

Dalam studi yang dipublikasikan di Philosophical Transactions of the Royal Society B
, ahli ilmu hewan, Daniel Brooks memberi peringatan kepada manusia untuk waspada. Menurut ilmuwan dari University of Nebraska-Lincoln itu, di masa depan, akan muncul penyakit yang lebih menular dan mengganas, seiring dengan perubahan iklim yanng menggeser habitat satwa liar, pertanian, ternak dan manusia. Semua itu bisa dengan mudah melakukan kontak dengan patogen yang belum pernah terpapar sebelumnya.

"Ini bukan soal memusnahkan manusia sekaligus, seperti yang terjadi saat asteroid menghantam bumi. Akan terjadi wabah yang besar di suatu wilayah. Memaksa semua cadangan medis dan sistem kesehatan untuk bekerja. Kematian akan melibatkan ribuang orang," ujar Brooks, seperti dikutip Eurekalert, Senin 16 Februari 2015.

Brooks dan koleganya, Eric Hoberg, telah meneliti efek perubahan iklim yang mengubah ekosistem. Brook meneliti ekkosistem, khususnya parasit, di wilayah tropik, sedangkan Hoberg di wilayah antartika. Keduanya menyaksikan kemunculan spesies yang sebelumnya tidak pernah ada di area tersebut.

Contohnya, kata Brooks, ketika manusia memburu monyet capuchin dan monyet laba-laba di Costa Rica, parasit hewan tersebut dengan cepat berpindah ke monyet howler. Beberapa jenis cacing tertentu pun dalam beberapa tahun ini telah berpindah, dari caribou ke muskoxen wilayah Kanada.

Selama lebih dari 100 tahun, ilmuwan memperkirakan jika parasit tidak bisa melompat dengan cepat dari satu spesies ke yang lain. Inilah yang membuat ilmuwan lain tak percaya jika penyakit akan berkembang dan bermutasi dengan cepat. Menurut Brooks, teori itu salah karena parasit berkembang di luar dugaan. Patogen pun bisa beradaptasi dengan cepat menjadi patogen baru.

"Virus West Nile merupakan contohnya. Virus itu bukan lagi masalah yang akut bagi manusia dan satwa liar tapi di Amerika Barat, tidak dipungkri lagi, virus itu masih ada dan bertahan," ujar Brooks.

Oleh karena itu, kata Brooks, salah satu pencegahannya adalah dengan terus mewaspadai perubahan iklim. Demikian ditulis dalam laporan penelitian yang berjudul Evolution in action: climate change, biodiversity dynamics and emerging infectious disease

"Kita harus akui bahwa kita tidak memenangkan perang melawan penyakit yang berkembang. Kita tidak menngantisipasinya. Kita tidak memberikan perhatian lebih pada dasar biologi yang berkembang, mengenai kemungkinan darimana mereka berkembang dan berpotensi terhadap patogen baru yang muncul," papar Brooks.


Baca juga:

Atasi Krisis Energi Harus dengan Kerja Lintas Sektoral

Nyamuk gigit kulit manusia.

Waspada DBD, Nyamuk Tak Mempan Lagi Fogging

Perubahan iklim memicu perkembangan nyamuk jadi lebih banyak dan kuat

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016