Ini Karakteristik Masyarakat Indonesia di Media Sosial

Joseph Phua, CEO Paktor Pte Ltd
Sumber :
  • Vivanews/Agus

VIVA.co.id - Masyarakat Indonesia dikenal dengan orang yang mudah bersosialisasi. Tak hanya di dunia nyata, di dunia maya pun demikian. Maka, tak dipungkiri perusahaan media sosial global seperti Facebook, Twitter, dan Path ingin membuka kantor di Tanah Air.

Namun, berdasarkan hasil riset aplikasi jodoh, Paktor, mengemukakan kalau karakteristik masyarakat Indonesia masih memperhatikan norma. Mereka cenderung hati-hati ketika mencari teman baru di jejaring sosial.

"Kami paham masyarakat Indonesia memiliki cara yang berbeda ketika mencari teman baru. Sebagian besar responden (51 persen) tidak mau terburu-buru bertemu, perlu waktu 30 hari sejak obrolan online pertama hingga pertemuan tatap muka pertama kalinya," ujar Joseph Phua, CEO Paktor Pte Ltd di Jakarta.

Phua menambahkan, obrolan pertama hingga bertemu pertama, yakni antara 14-30 hari hanya sekitar 12 persen. Sementara itu, yang kurang dari 14 hari, angka persentasenya lebih tinggi ketimbang sebelumnya yakni 37 persen.

Mengenai alasan berkenalan lewat dunia maya, Phua selaku pendiri Paktor ini menjelaskan kalau 57 persen mengatakan ingin menghabiskan waktu senggang, 12,7 persen mengatakan lebih praktis dari cara berkenalan, dan 8 persennya pelarian dari hubungan yang tak bahagia.

"Dan yang paling tinggi, 73 persennya karena hobi berkenalan dengan orang baru," kata Phua.

Sementara itu, untuk tempat favorit, ketika diajak bertemu pertama kali, responden menyatakan kafe menjadi tempat idaman dengan 56,61 persen, kemudian diikuti mal (47,93 persen), resto (33,06 persen), sekolah/kampus (19,42 persen), rumah (9,09 persen), klub/bar (5,37 persen), kantor (3,72 persen), dan hotel (3,31 persen).

Kesempatan

Mengingat karakteristik orang-orang Indonesia yang sangat kompleks dan tak mudah dengan berkenalan itu membuat Paktor berusaha hadir. Aplikasi sosial yang baru diperkenalkan bulan lalu itu dapat menyeleksi profil teman-teman baru sesuai dengan keinginan.

"Sifatnya anonim, jadi para pengguna dapat berbincang lewat Paktor hanya jika kedua pihak sama-sama saling 'menyukai;. Pengguna lain tidak akan tahu ketika ada melakukan 'swipe' kanan karena cocok atau 'swipe' kiri jika tidak," tutur Phua.

Jenis filter yang dihadirkan oleh aplikasi tersebut berupa penyaringan profil yang diinginkan pengguna. Misalnya ingin berteman dengan seseorang yang berdasarkan jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, tinggi badan, jarak, bahkan negara.

"Karakteristik Paktor dalam hal anonim, privasi, dan keamanan sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia yang cukup hati-hati menyikapi hal ini. Oleh karena itu, kami mengembangkan aplikasi bertemu dan berkenalan teman baru yang mempertimbangkan karakteristik ini lewat fitur ekstra keamanan dan perlindungan pribadi," papar dia.

Terkait jumlah penggunanya di Indonesia, Phua masih merahasiakannya. Namun, secara Asia Tenggara, bahwa Paktor telah mencapai 2,5 juta pengguna.

Petelur.ID, Aplikasi untuk Peternak Kelas Bawah

Hasil survei ini dilakukan terhadap lebih dari 400 responden di Jawa dan Bali. (art)

CEO Apple, Tim Cook

Apple Serahkan US$50 Miliar ke Pengembang Aplikasi

Apple juga baru saja mencapai penjualan satu miliar iPhone.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2016