Ingin Selamatkan Bumi? Cukup Bersosialisasi dengan Tetangga

Ilustrasi tentang perubahan iklim.
Sumber :
  • REUTERS/David Gray

VIVA.co.id - Banyak studi untuk menghadapi dan mengantisipasi perubahan iklim. Guna menghindari dampak perubahan lingkungan itu sebenarnya tak perlu upaya yang rumit.

Sebuah studi University of Vermont, Amerika Serikat menunjukkan, dengan cukup bersosialisasi intens dengan tetangga sebelah rumah, maka bisa berdampak positif dalam antisipasi perubahan iklim.

Melansir Financial Express, Kamis 12 Februari 2015, peneliti menemukan dalam hal antisipasi perubahan iklim, bersosialisasi dengan tetangga malah lebih baik dibanding bercengkerama dengan teman dekat dan kerabat.

Hasil riset menunjukkan tetangga berperan dalam meningkatkan perilaku ramah lingkungan.

"Temuan menunjukkan tetangga kita memainkan peran unik dan penting dalam membuat orang bertindak atas perubahan iklim," jelas Thomas Macian, penulis studi dari University of Vermont.

Peneliti mengatakan memang kerabat dan teman dekat memang sebuah hubungan yang kuat dan umumnya menyukai pada hal yang sama. Namun justru kekuatan tetangga malah lebih memberi daya untuk beraksi pada perubahan iklim.

"Kesamaan pada kerabat dan teman dekat memberi manfaat emosional tapi itu membatasi dalam mengekspose ide-ide penting," ujar Macias.

Tetangga, kata peneliti, malah mendorong tindakan perubahan iklim karena memilki lokasi tempat tinggal yang sama.

Dalam riset, peneliti membandingkan praktik ramah lingkungan dengan basis hubungan pribadi, kepercayaan, dan partisipasi dalam organisasi masyarakat.

Riset menemukan sosialisasi dengan tetangga secara positif mengarahkan pada perilaku ramah lingkungan seperti membeli buah-buahan dan sayuran yang bebas kimia, efisien menggunakan air, energi rumah tangga dan mengurangi mengemudi kendaraan bermotor.

"Tetangga bisa menjadi model peran yang penting. Percakapan di halaman belakang rumah, pertukaran trotoar dan kunjungan ke tetangga mungkin beberapa cara terbaik untuk belajar praktik ramah lingkungan," jelas Macias.

Studi ini mengidentifikasi perilaku ramah lingkungan dari data General Survey AS 2010. Survei ini merupakan survei perilaku dan sikap lingkungan warga AS yang teranyar. Studi telah dipublikaskan dalam jurnal Environment and Behavior. (ren)

Kemlu: RI Tetap Berkomitmen Turunkan Emisi Gas Karbon

Baca juga:

Ini yang Terjadi Pada Kota-kota Besar 100 Tahun Lagi

Perubahan Iklim, 100 Juta Orang Lebih Jadi Fakir pada 2030

ikan paus 5 meter ditemukan mati di lepas pantai California

Ratusan Paus Mati Terdampar di Chile

Hewan ini ditemukan tewas di daerah terpencil.

img_title
VIVA.co.id
2 Desember 2015