Robot Makin Murah, Pekerja Pabrik Terancam

Robot Menjadi Pelayan Restoran
Sumber :
  • REUTERS/Stringer
VIVA.co.id -
Anak Madrasah Rebut Medali Emas di Kompetisi Robot Asia
Murahnya harga robot industri di dunia menjadi keuntungan tersendiri bagi para manufaktur. Namun tidak demikian halnya dengan pekerja manusia yang otomatis lahan kerjanya akan direbut.

Mahasiswa Surabaya Bikin Robot Seperti di Film Real Steel

Mempekerjakan robot diprediksi akan lebih murah dan cepat ketimbang membayar pekerja manusia. Boston Consulting Group memprediksi, saat ini pekerja robot memiliki 10 persen efisiensi dan ke depannya akan meningkat menjadi 25 persen. Di saat itu, upah pekerja di seluruh dunia akan turun 16 persen.
2040, Robot Bisa Perangi Manusia


"Semuanya akan berubah. Artinya, perusahaan hanya membutuhkan pekerja yang benar-benar ahli, yang bisa mengoperasikan mesin robot. Mereka akan dibayar mahal tapi hanya sedikit yang dipekerjakan," ujar senior partner Boston Consulting, Hal Sirkin, seperti dikutip Reuters, Kamis 12 Februari 2015.


Menurut dia, perusahaan akan mulai berpikir untuk mengganti para peerja dengan robot jika biaya sistem operasi lebih murah 15 persen ketimbang mempekerjakan manusia. Contohnya, perusahaan otomotif, yang diprediksi akan agresif mempekerjakan robot karena biaya mesin pengelas hanya US$8, ketimbang menggunakan manusia yang memakan biaya US$25.


"Robot yang bisa melakukan tugas yang berulang-ulang memakan biaya sepersepuluh dibanding biaya pekerja 10 tahun lalu," ujar Sirkin.


Dipaparkannya, setidaknya tiga per empat robot instalasi diperkirakan akan terkonsentrasi di empat area tertentu, yakni transportasi, industri otomotif, produk elektronik dan komputer, serta permesinan dan listrik.


"Adopsi robot akan sulit di industri makanan dan tekstil karena pengoperasiannya terlalu kompleks dan sulit untuk diotomatisasi," kata Sirkin.


Beberapa negara sudah mulai mengadopsi robot dan akan menjadi pengguna aktif. Di antaranya adalah Tiongkok, Amerika, Jepang, Jerman dan Korea Selatan yang total berkontribusi 80 persen dalam total pembelian robot saat ini.


"Upah pekerja saat ini semakin meningkat di negara Tiongkok, yang terkenal dengan
outsourcing
-nya. Mereka pun mulai meningkatkan penggunaan robot yang lebih fleksibel dan bisa mengerjakan banyak tugas," ujar CMO perusahaan robot Rethink Robotics, Jim Lawton.


Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya