- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Senior Market Analyst PT International Data Corporation (IDC) Indonesia, Lutfi Avianto Husein mengemukakan pasar ponsel pintar asal Tiongkok masih kecil. Namun, produk negeri Tirai Bambu itu berpotensi merajai pasar ponsel pintar di Indonesia.
"Saat ini, Samsung masih terlalu kuat di Indonesia dengan laporan pada kuartal ketiga 2014, pangsa pasarnya 20 persen," ujar Lutfi kepada VIVA.co.id di Jakarta, Rabu, 28 Januari 2015.
Kondisi ini, menurut Lutfi, disebabkan pengalaman konsumen saat membeli perangkat Samsung low-end sangat memuaskan kebutuhan mereka, sehingga tak ragu untuk membeli ponsel pintar yang lebih mahal.
Namun, Lutfi mengatakan, ponsel pintar asal Tiongkok mulai menggerus pasar gawai (gadget) Indonesia. Ia tak menampik vendor-vendor Tiongkok sangat fenomenal.
"Xiaomi yang lagi hype dengan tidak membuka store fisik atau distributor, namun dapat menjual banyak unit dengan mengandalkan penjualan di e-commerce dan itu berhasil," ucapnya.
Advan Bayangi Samsung
Ditemui pada kesempatan yang sama, Associate Market Analyst IDC Indonesia, Paul Alexander, mengatakan, secara keseluruhan vendor asal negeri Tiongkok itu melebihi pangsa pasar Samsung.
"Kira-kira berdasarkan rata-rata sepanjang 2014, brand Tiongkok pangsa pasarnya mencapai 30 persen, di mana Asus yang paling mendominasi," ucap dia.
Untuk informasi, IDC Indonesia menganggap Asus merupakan bagian dari Tiongkok, meski vendor tersebut berasal dari Taiwan. Selain itu, IDC Indonesia menganggap Advan bukan produk Tiongkok, melainkan asal Indonesia.
Ketika disinggung mengenai peringkat pangsa pasar pintar tiap vendor di Indonesia, Paul menjelaskan Samsung menjadi nomor satu di Indonesia dengan pangsa pasar 20 persen pada kuartal ketiga 2014.
"Sementara itu, di posisi kedua dan ketiga diduduki oleh Advan dan Smartfren. Selain Samsung, market share mereka di bawah 12 persen," kata Paul. (art)
Baca juga:
Kuartal II 2016, Penjualan Ponsel Hanya Naik 1 Persen
Oppo di posisi empat, Xiaomi merangsek masuk kembali
