Ditemukan, Kembaran Tata Surya Berusia 11,2 Miliar Tahun

Bintang Kepler-444 dengan lima planetnya
Sumber :
  • www.popsci.com

VIVA.co.id - Peneliti menemukan temuan baru yang makin mendukung peluang kehidupan lain di luar bumi. Menggunakan pesawat ruang angkasa Kepler milik Badan Antariksa Nasional AS (NASA), peneliti menemukan kembaran Tata Surya yang ada di Galaksi Bima Sakti.

Kejutan, Ditemukan Tata Surya Terbesar

Peneliti mengatakan pada Tata Surya kembaran itu terdapat lima planet seukuran bumi.

Melansir PopSci, Rabu 28 Januari 2015, kembaran Tata Surya itu terlacak di sekitar bintang Kepler -444. Menariknya usai Tata Surya ini lebih tua dari dibanding Tata Surya kita yang telah berumur 4,6 miliar tahun. Tata Surya Kepler-444 berusia 11,2 miliar tahun. Dengan demikian sistem bintang Kepler-444 telah lahir lebih tua sebelum usia matahari kita. Sistem bintang itu terbentuk tak lama setelah Galaksi Bima Sakti terbentuk pada 13,2 miliar tahun lalu.

"Usia tata surya itu membuat kita sangat terkesan. Sistem planet ini terbentuk saat Bima Sakti masih sangat sangat muda," ujar Sarbani Basu, profesor astronomi Universitas Yale. 

Peneliti menjelaskan Tata Surya pada sistem Kepler -444 memiliki pusat orbit layaknya matahari pada sistem Tata Surya kita. Ukuran pusat Tata Surya 75 persen dari ukuran matahari.

Lima planet dideteksi mengorbit pusat Tata Surya itu. Ukuran planet itu tergolong kecil, kisaran antara ukuran Merkurius dan Venus. Planet-planet tersebut mengorbit pusat Tata Surya lebih dekat, sepersepuluh jarak Bumi ke Matahari pada Tata Surya kita.

Untuk mengetahui ukuran, umur dan komposisi planet pada Kepler -444, para peneliti mempelajari interval peredupan dan kecerahan planet. Khusus untuk menentukan jumlah planet yang mengorbit Kepler-444, peneliti berfokus pada peredupan bintang saat planet lewat di depannya.

Temuan itu juga memunculkan dugaan bahwa planet pada Kepler-444 terbentuk dalam lingkungan dengan sedikit unsur. Planet pada sistem bintang itu memiliki sedikit logam. Sebab planet lahir saat Bima Sakti masih muda.

Selama ini peneliti telah lama berteori pembentukan planet di sekitar bintang harus memerlukan lingkungan logam yang berat. Temuan itu, membuat peneliti yakin masih banyak lagi Tata Surya lain dan planet yang miliaran lebih tua dari planet di Tata Surya kita.

Namun peneliti buru-buru menegaskan planet dalam sistem Kepler-444 sejauh ini tidak layak huni.

"Tapi jika Anda memiliki planet tua pada zona layak huni, ada potensi kehidupan yang benar-benar kuno," jelas Basu.

Untuk menemukan sistem planet Kepler-444, peneliti butuh waktu empat tahun mendalami data pencitraan pesawat Kepler.

Basu mengungkapkan tantangan temuan ini adalah suhu ekstrim dari Kepler-444 yang menyebabkan material pada lapisannya memanas dan mendidih. Hal ini mengakibatkan seluruh bintang bergetar. Getaran secara berkala mengubah kecerahan bintang meski dalam kasar yang kecil dan akhirnya mempengaruhi pengamatan.

"Dengan frekuensi denyut ini, kita dapat menentukan berapa kali per detik bintang berdenyut, dan getaran yang terkait dengan struktur bintang," kata Basu.

Baca juga:

NASA: Hati-hati dengan Klaim Planet Kesembilan
Pergerakan Bintang di Singapura

Peneliti: Semua Daerah Bisa Lihat Planet di Atas Kepala

Asal seluruh lampu dimatikan dari pukul 20.00 sampai 21.00

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016