Pelopor Kloning: Rekayasa Bayi Bukan Lagi Fiksi

Ilustrasi bayi
Sumber :
  • Reuters Photo

VIVA.co.id - Dunia genetika makin menunjukkan kemajuan. Rekayasa bayi kini makin terbuka lebar setelah pelopor kloning, Dr Tony Perry, mengumumkan sukses mengedit DNA pada pembuahan tikus.

Keberhasilan genetika pada tikus itu membuka pintu rekayasa genetika kecantikan, kecerdasan sampai bebas penyakit pada bayi. Rekayasa tersebut kini tak lama lagi bukan hanya jadi fiksi ilmiah semata.

Melansir BBC, Selasa 20 Januari 2015, Perry menjelaskan metode genetik yang dijalankan yaitu mengedit genom tikus pada titik DNA pada saat sperma dan sel telur tikus muncul bersamaan.

"Kami menggunakan gunting molekuler dan navigasi molekuler. Navigasi itu yang memberitahu gunting di mana nantinya memotong genom," jelas Perry yang merupakan pakar genetik dari Universitas Bath, Inggris.

Ia menglaim teknik ini sudah efisien sepenuhnya dan bisa dibawa ke dalam rekayasa pada manusia. Perry menambahkan teknik ini merupakan perkembangan terbaru dari 'teknologi Crispr', sebuah terobosan baru dalam mengedit DNA.

Meski berpotensi diterapkan pada manusia, namun Perry menegaskan harus dilakukan dengan ekstra hati-hati. Sebab, taruhannya adalah keamanan dan kesehatan  manusia. Ada risiko penularan penyakit dalam mutasi kode DNA.

"Ini termasuk penyakit seperti cystic fibrosis dan gen yang meningkatkan risiko kanker," kata dia.

Terobosan pengeditan genom itu menimbulkan perhatian dan debat khusus dari kalangan pengawas genetika. Misalnya Robin Lovell-Badge, dari Dewan Riset Medis Inggris. Ia menegaskan meski hal ini sebuah terobosan, genetika dalam manusia masih terkendala oleh aturan.

"Jelas di Inggris, ini tidak diperbolehkan dan harus menjadi perubahan dalam peraturan, yang saya kira akan memiliki masalah besar," kata dia.
 
Sementara Direktur Dewan Riset Medis Inggris, Hugh Whittall, mengingatkan rekayasa ini bakal menyisakan problem etis, yaitu hanya kaum kaya yang bisa merekayasa warna mata bayi atau membuat bayi mereka tahan terhadap HIV.

Sikap berhati-hati juga dilontarkan oleh Otoritas Embriologi dan Fertilisasi Manusia di Inggris. Melalui juru bicaranya, otoritas ini akan mengawal perkembangan teknologi tersebut.

"Kami mengawasi secara ketat perkembangan ilmiah semacam ini dan kami juga berdiskusi menyambut perkembangan yang mungkin di masa depan," ujar dia. (one)

Menilik Teknologi Penghasil Sapi Bobot 700 Kilogram

Baca juga:





Satu Sapi Unggulan Indonesia Hasilkan 2 Ribu Sperma Jadi
Ilustrasi pengeditan gen

Inggris Setujui Eksperimen Edit Gen Manusia

Eksperimen dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.

img_title
VIVA.co.id
2 Februari 2016