Bukti Baru, Korea Utara Bukan Peretas Sony

VIVAnews - Penyelidikan tebaru kasus peretasan studi Sony Picture mengungkap temuan baru. Hasil penyelidikan yang dilakukan perusahaan keamanan bersama Badan Penyelidik Federal AS (FBI) mengungkap pelaku peretasan Sony Picture beberapa waktu lalu bukanlah Korea Utara.

Selama ini negeri komunis itu dituding sebagai pihak yang bertanggungjawab atas serangan siber yang sempat melumpuhkan Sony Picture.

Melasnir Business Insider, Rabu 31 Desember 2014, sebuah perusahaan keamanan Norse, yang berkolaborasi dengan FBI mengatakan peretas diketahui 6 orang rumahan bukan mewakili entitas negara. Disebutkan, salah satu peretas itu adalah mantan karyawan Sony yang marah dengan perusahaan.

Laporan menyebutkan Norse menggunakan data departemen sumber daya Sony untuk mempersempit tudingan pelaku penyerangan. Data orang itu termasuk dugaan orang yang menyerang Sony antara April hingga Mei 2014.

Sebagaimana diketahui, sepanjang tahun ini, Sony menjadi bulan-bulanan aksi peretasan. Selain Sony Picture, divisi yang lain Sony PlayStation juga diserang peretas.

Dalam investigasi terungkap jika salah satu karyawan Sony yang disebut sebagai 'Lena' sempat memposting kekecewaaanya di media sosial dan ruang chatting. Lena diketahui telah bekerja di Sony lebih dari satu dekade dan bertanggungjawab atas performa IT perusahaan. Lena dilabeli sebagai karyawan yang sangat paham tentang teknik perusahaan.

Dalam pesan di media sosial, Lena menunjukkan kemarahannya kepada Sony Picture. Wanita ini mengeluhkan penghentian sementara dirinya dari perusahaan. Parahnya ia menumpahkan kekecewaaanya di ruang chatting aktivis peretas.

Sedangkan bukti lain menunjukkan bagaimana teknis peretasan dilakukan. Laporan menyebutkan orang dalam perusahaan mungkin telah memanfaatkan USB atau hard drive untuk mencuri data dari server Sony.

Sebelumnya FBI telah tegas menuding Korea Utara berada di balik penyerangan atas Sony. Namun beberapa pihak meragukan tudingan badan pemerintah AS itu.

Baca juga: