Badai Guntur, Ancaman Mengerikan Bagi Penerbangan

ilustrasi pesawat tersambar petir
Sumber :
  • cnde.iastate.edu
VIVAnews -
Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen
Tanda-tanda pesawat AirAsia nomor penerbangan QZ 8501 sampai hari ini belum menunjukkan titik terang. Pesawat rute Surabaya-Singapura itu hilang kontak sejak Minggu pagi 28 Desember 2014 sampai hari ini.

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

Sebelum hilang kontak, pesawat yang membawa 155 penumpang dan 6 awak itu sempat berupaya menghindari cuaca buruk. Sang pilot meminta naik dari ketinggian 32 ribu kaki menuju 38 ribu kaki untuk menghindari cuaca buruk.
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial


Seorang pakar, Dr Bruce Carmichael, menyebutkan pesawat modern memang bisa bertahan dalam kondisi cuaca ektrim misalnya sambaran petir dan turbulensi ektrim. Namun demikian, menurutnya, pesawat akan susah jika sudah menghadapi badai guntur. Maka tak heran setiap pesawat berharap tidak menemui badai guntur sepanjang perjalanan. Badai guntur dianggap memiliki semua hal yang membahayakan pesawat.


"Badai guntur adalah semacam kakeknya, semua bahaya penerbangan, karena ini mengandung semua (ancaman)," ujar Carmichael, yang menjalankan Program Aplikasi Penerbangan di Pusat Nasional Riset Atmosfer AS, dilansir
Wired,
Selasa 30 Desember 2014.


Ia mengatakan dalam badai guntur bisa menimbulkan ancaman turbulensi, munculnya es pada mesin, kehilangan visibilitas, arus angin naik dan turun ekstrim.  "Jadi hampir semua bahaya penerbangan ada, bisa anda bayangkan," kata dia.


Terkait dengan turbulensi, dia mengatakan, memang pesawat bisa bertahan. Namun tantangan ini berisiko melukai penumpang atau awak di dalam pesawat. Dalam catatan Badan Penerbangan Federal (FAA) AS, setidaknya 60 orang di AS terluka akibat turbulensi tiap tahunnya. Dan tiga orang di antaranya meninggal sejak 1980 hingga 2008.


Untuk bahaya lain yaitu sambaran petir. Yayasan Keselamatan Penerbangan AS memperkirakan setiap pesawat komersil akan mendapatkan sambaran petir sekali dalam setahun. Untuk itu pesawat selalu menjalani uji coba sambaran petir.


Sedangkan tantangan es juga tak bisa dianggap enteng pesawat. Sebab kasus masuknya es dalam pesawat telah mengakibatkan pesawat jatuh telah menimpa pesawat Air France 447. Pesawat ini akhirnya jatuh di Samudera Atlantik pada Juni 2009 silam. Kristal es yang diblokir tabung pitot Airbus 330 itu menyebabkan pesawat berada dalam mode autopilot dan kemudian pilot diperkirakan gagal mengendalikan dengan benar.


"Untuk itu, badai guntur adalah 'mahluk yang sangat jahat', dan anda tidak bisa main-main dengan mereka. Anda harus menghindari mereka sebisa mungkin," jelas Michael G Fortune, pensunan militer dan pilot komersil yang juga saksi ahli penerbangan.


Ancaman penerbangan itu untungnya sudah diantisipasi. Setidaknya pesawat modern telah memiliki peralatan radar dan sensor cuaca modern. Di AS misanya, FAA telah melacak badai enam sampai delapan jam sebelum penerbangan. Badan itu juga memandu rute  untuk menghidanri badai. Dengan menggunakan radar, pesawat juga mampu memonitor hujan lebat dari jarak lebih dari 100 mil.


Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya