Tak Takut Hacker, Sony Tayangkan The Interview di YouTube

Premier film The Interview di Los Angeles
Sumber :
  • REUTERS/Kevork Djansezian/Files
VIVAnews
Bea Cukai Tanjung Perak Musnahkan Ratusan Ton Tepung tak Lolos Syarat Impor
- Meski memutuskan untuk tidak menayangkan The Interview di jaringa bioskop dunia, Sony tidak langsung menyerah kalah terhadap hacker. Film The Interview akan ditayangkan lewat YouTube.

Selamat! Chand Kelvin Resmi Melamar Sang Kekasih

Bagai buah simalakama. Jika film itu ditayangkan, hacker akan menekan Sony melalui penyebaran data-data hasil peretasan. Namun ketika diputuskan untuk tidak ditayangkan, banyak orang yang menyayangkan hal tersebut, termasuk Presiden Obama.
Tipe dan Spesifikasi Vespa Babe Cabita yang Terjual Rp 212 Juta


Sony pun mulai angkat kepala dan merencanakan kemungkinan untuk menayangkan film kontroversial itu. Namun The Interview hanya akan ditayangkan melalui platfor online di situs video macam YouTube, Netflix dan Crackle.


Menurut CEO Sony, Michael Lynton, film itu akan dirilis pada akhirnya. Namun butuh waktu untuk membuatnya bisa tayang dengan tampilan yang baik.


Film The Interview sempat menjadi alasan hacker melakukan pembobolan terhadap jaringan dan sistem IT Sony Pictures. Banyak data dan informasi penting yang bocor gara-gara hacker. Tak lama, pihak Sony mengatakan akan membatalka peluncuran film tersebut. Banyak yang menduga jika ini merupakan jawaban dari tekanan hacker yang dikabarkan berasal dari Korea Utara.


Presiden Obama dan beberapa artis Hollywoon menyayangkan langkah Sony yang membatalkan film tersebut. Mereka menganggap Sony telah bertekuk lutut karena memenuhi tuntutan hacker.


Pihak Sony membantah hal itu. Mereka beralasan, pembatalan film ini dikarenakan empat dari lima jaringan bioskop ternama di dunia memutuskan untuk tidak menayangkan film tersebut. Mereka adalah Cinemark, Cineplex, Regal Cinemas dan AMC Entertainment.


"Kami sedang mencari cara untuk mendistribusikannya dengan cara yang lain. Belum banyak orang yang tahu hal ini tapi pasti kami akan mendistribusikannya. Kemungkinan dengan bantuan platform online," ujar Lynton, seperti dikutip
Daily Mail
, Selasa 23 Desember 2014.


Salah satu yang paling memungkinkan adalah distribusi melalui Crackle, situs video yang masih berada di bawah bendera Sony. Jika tidak, kata Lynton, YouTube bisa menjadi alternatif.


Namun begitu, Sony mengaku tertarik untuk menggunakan layanan video berbayar seperti Netflix. Karena bagaimanapun juga, mereka membutuhkan uang untuk menutupi ongkos produksi. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya