- iStock
VIVAnews - Pengguna internet dunia belakangan mendapatkan banyak peristiwa kejahatan siber. Ternyata, 85 persen aksi kejahatan itu merupakan tanggung jawab dari Tiongkok.
Hal ini dikuak oleh laporan dari Anti-phising Working Group (APWG). Dalam laporannya, ditemukan ada sekitar 85 persen situs palsu yang berasal dari negeri yang dikenal dengan Great Firewall itu.
Dilansir melalui The Register, Kamis 11 Desember 2014, APWG menemukan adanya 22,679 domain terdaftar yang masuk kategori berbahaya. Sebanyak 19 ribu domain terdeteksi memiliki server yang berbasis di Tiongkok.
Angka tersebut, tidak termasuk 60 ribu situs di dunia yang pernah diretas pada pertengahan 2014 lalu. Situs tersebut pernah diretas untuk mengambil info detail pengguna, khususnya kartu kredit, dengan cara menawarkan layanan, atau produk palsu.
Tiongkok juga dikenal dengan perusahaan online terburuk. Menurut APWG, sekitar sembilan dari 10 perusahaan phising memiliki basis di negara itu.
Dotcom (.com) merupakan domain popular untuk situs phising. 51 persen kasus phising melibatkan situs berdomain .com. Namun, untuk urusan domain phising berdasarkan registry, pemenangnya adalah Afrika Tengah.
Dalam penelusuran APWG, sebanyak 1.200 domain phising berakhiran .cf diikuti .ml (Mali) lalu .pw (Palau) dan .ga (Gabon). Total domain phising yang terdeteksi ada sekitar 40 ribu.
Di samping kekhawatiran akan phising di dunia maya yang dilakukan Tiongkok, APWG menguak bahwa Apple menjadi incaran utama dari para peretas asal Tiongkok.
Tahun ini, sebanyak 18 persen serangan mengarah ke jaringan Apple. Untuk pertama kalinya, angka ini mengalahkan PayPal yang sebelumnya berada di urutan pertama sebagai jaringan paling sering diserang peretas. Tahun ini, serangan ke PayPal hanya berkontribusi 14 persen.
Dikatakan APWG, sekitar 20 persen dari serangan phising dilakukan dengan cara meretas kelemahan sistem milik penyedia hosting. (asp)
Jangan Ragu Masukkan Anak ke PAUD Bun, Ini 5 Manfaat Pentingnya
Pendidikan Usia Dini (PAUD atau Preschool) yang berkualitas tak hanya mempersiapkan anak-anak untuk masuk sekolah dasar, tetapi juga membentuk kesejahteraan emosional.
