Siswa SMA Semarang Buat Rompi Antipeluru dari Sabut Kelapa

Stab-resistant and Ballistic Vest Made from Coconut Fiber
Sumber :
  • VIVAnews/Dwi Royanto
VIVAnews
Reaksi Anindya Bakrie Usai Oxford United Pastikan Tiket Promosi
- Bakat dua siswa SMA di Semarang Jawa Tengah ini patut diacungi jempol. Berawal dari hobi bermain game sederhana, keduanya mampu mengubah sabut kelapa menjadi rompi antipeluru yang ramah lingkungan.

Mundur dari Ketum PBB, Yusril Ihza Mahendra Jelaskan Alasannya

Mereka adalah Aristio Kevin Ardyaneira Pratama (16) siswa kelas XI dan M. Iqbal Fauzi (15) siswa kelas XI MIA 5 SMAN 3 Semarang, Jawa Tengah. Kreativitas sains yang diberi nama
Nikita Mirzani Kembali Berhijab, Netizen: Istiqomah atau Pencitraan?
Stab-resistant and Ballistic Vest Made from Coconut Fiber itu bahkan telah masuk dalam berbagai ajang bergengsi.

Seperti ajang 2nd International Science Project Olympiad (ISPrO) 2014 di Jakarta dan memperoleh medali perak. Kemudian di ajang Karyacipta Teknologi Tepat Guna di Semarang juga menyabet juara dua.


Namun, bagaimana proses pembuatan rompi antipeluru berbahan sabut kelapa itu? Secara khusus, Kevin menceritakan detail pembuatan temuan barunya.


Awalnya, kedua siswa berbakat di SMA 3 itu telah melakukan penelitian selama berulang kali. Pemilihan bahan sabut, kelapa dipilih karena dinilai memiliki tekstur kuat menahan berbagai hantaman dari luar.


"Sabut kelapa kami pakai karena saat ditarik-tarik ternyata kuat, " kata Kevin di SMA 3 Semarang, Rabu 10 Desember 2014.


Setelah melakukan percobaan tahap pertama sempat gagal, karena rompi antik berbahan sabut itu masih bisa ditembus peluru. Saat itu mereka masih memilih bahan fiber, sabut kelapa, dan plat seng pada percobaan pertama.


"Dulu masih ada seng-nya, sekarang sudah tidak pakai. Kami juga pernah coba pakai kain celana
jeans
tapi malah berat," kata Kevin yang menceritakan bahwa penelitian itu dlakukan selama enam bulan.


Sempat gagal pada empat kali percobaan. Namun semangat anak bangsa itu tak patah arang. Hasilnya positif. Percobaan kelima dan enam mereka berhasil. Peluru milik TNI/Polri M-1911 kaliber 0.45 inci yang dilontarkan dengan jarak 3 meter ternyata bisa memantul.


"Uji coba ini berhasil, setelah pelurunya mental dan kelebihan lainnya, rompi ini tidak bisa ditembus benda tajam," ucapĀ  dia.


Semakin hari temuan mereka itu sudah mengalami kemajuan pesat. Dari prototipe pertama yang memiliki tebal 2,5 sentimeter dan berat 6 kilogram, saat ini lapisan antipeluru dari sabut kelapa itu hanya setebal 1,35 sentimeter dan berat 3 kilogram untuk dua lempeng di depan dan belakang rompi.


Tak tanggung-tanggung, kedua bocah cerdas itu selalu bekerjasama dengan TNI, Polisi, dan Perbakin untuk melakukan setiap uji coba rompi antipeluru ajaib tersebut. Mereka berharap temuan itu, bisa dikembangkan dan bisa menahan jenis peluru yang lebih berat. Sehingg ke depan, produk mereka bisa dimanfaatkan TNI maupun Polri.


Berawal dari main game


Senada, Iqbal menambahkan, ide membuat rompi itu didapat dari hobi keduanya bermain
game
tembak-tembakan di PC seperti
Counter strike
dan
Call of Duty
.
Game-game
tersebut, kemudian memunculkan ide untuk membuat permainan anak-anak itu menjadi nyata dan bisa bermanfaat.


"Memang senang main
game
tembak-tembakan. Awalnya ingin buat helm antipeluru, tapi banyak kendala, seperti harus membuat lengkungan. Akhirnya jadi rompi antipeluru ini, " kata dia.


Untuk biaya pembuatan lempengan rompi sendiri, kata dia, cukup murah dan dapat dibuat dalam waktu singkat. Mereka hanya butuh Rp800 ribu dalam mendapatkan setiap bahan yang diinginkan.


"Jika dibandingkan dengan rompi antipeluru baja memang produk kami lebih mahal tetapi jauh lebih ringan," kata Iqbal. (ms)


Baca juga:





Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya