Ilmuwan Indonesia Temukan Kaitan Tidur Nyenyak dan Kebahagiaan

Ilmuwan Neuroscience, Dr. Taruna Ikrar
Sumber :
  • Dok. Pribadi

VIVAnews - Perasaan bahagia dan dijauhkan dari penyakit ternyata berhubungan erat dengan kualitas tidur. Jika kualitas tidur baik maka hormon tubuh akan seimbang dan menyehatkan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan asal Indonesia di Amerika menemukan kaitan erat kualitas tidur dengan kesehatan dan kehidupan manusia secara menyeluruh. Penelitian ini dipimpin oleh Dr Taruna Ikrar, PhD dari School of Medicine University of California, Irvine, Amerika.

Dari hasil penelitian ini Taruna sangat merekomendasikan, jika ingin mendapatkan kualitas tidur yang baik, diupayakan untuk mengatur aktivitas dan keseimbangan hormonal tubuh, khususnya Hormon jenis MCH dan kadar histamin tubuh. Pasalnya, keseimbangan tersebut menjadi kunci peningkatan kualitas tidur, dan sekaligus menjadi faktor yang sangat penting terhadap kualitas kehidupan dan kesehatan seseorang.

"Diketahui, Melanin-concentrating hormone (MCH) mengatur berbagai fungsi fisiologis yang berhubungan degnan regulasi tubuh terhadap fungsi metabolisme makanan, kecemasan, depresi, persaan dihargai, dan relaksasi tubuh. Neuron MCH menerima proyeksi dari beberapa daerah otak dan mempromosikan, serta mengintegralkan pengaturan Irama tidur yang dilihat pada gerakan mata sewaktu tidur rapid eye movement (REM) tidur," ujar Taruna, dalam emailnya kepada Vivanews, Jumat 28 November 2014.

Dijelaskannya, hal ini dibuktikan dalam penelitiannya dengan menggunakan teknik laser photostimulatio, Neuropharmacology, Transgenetik protein di otak. Dengan teknik transgenik, otak yang mengalami induksi MCH akan mendapatkan label protein neuron atau sel sarafnya, sehingga mempengaruhi reseptor histamin-3 (H3R).

"Reseptor ini, yang bertanggung jawab memberikan rangsangan tidur. Rekaman elektrofisiologi di otak transgenik ZsGreen yang secara khusus bertanggung jawab dalam menginduksi neuron, menunjukkan bahwa histamin sangat menghambat MCH," katanya.

Selanjutnya, dalam konteks molecular efek, kehadiran intraseluler hormone tersebut merupakan Sebuah factor pendukung efek penghambatan histamin atau faktor yang sangat penting dan berpengaruh terhadap proses dan tahapan kualitas tidur.

"Dalam Keadaan terjaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistem Ascending Reticular Activity System (ARAS). Aktifitas ARAS menentukan kualitas tidur seseorang. Sistem ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter seperti sistem serotoninergik, noradrenergik, kholonergik, histaminergik, dan hormonal," papar dia.

Ditambahkannya, hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin yang terbentuk juga meningkat, dan akan menyebabkan keadaan mengantuk atau tidur. Bila serotonin dari tryptopan terhambat pembentukannya, maka terjadi keadaan tidak bisa tidur atau terjaga.

"Lokasi yang terbanyak sistem serotogenik ini terletak pada nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana sangat berhubungan dengan aktifitas serotonis dinukleus raphe dorsalis dengan tidur REM," paparnya.

Sistem Adrenergik juga sangat berpengaruh terhadap kualitas tidur. Sistem adrenergic ini ditentukan oleh system saraf yang mengandung norepineprin dan terletak di badan sel saraf pada batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur.

Pengaruh Obat Tidur

Menurut Taruna, obat-obatan yang mempengaruhi peningkatan aktifitas neuron noradrenergik akan menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga. Stimulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan aktifitas gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga. Gangguan aktifitas kholinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM.

"Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah sistem histaminergik, yaitu histamine tubuh yang mempengaruhi kemampuan tidur," kata dia

Dan yang terakhir, dijelaskannya, adalah Sistem hormone, khususnya pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti ACTH, GH, TSH, dan LH. Hormon hormon ini masing-masing disekresi secara teratur oleh kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus patway. Sistem ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmiter norepinefrin, dopamin, serotonin yang bertugas menagtur mekanisme tidur dan bangun.

"Hasil penelitian ini menunjukkan jika tidur merupakan salah satu fungsi penting dari otak, sehingga jika fungsi Tidur terganggu akan menyebabkan masalah pada kesehatan dan kualitas kehidupan secara menyeluruh. Pemahaman tentang proses tidur dan terbangun akan mempengaruhi dalam identifikasi dan klasifikasi berbagai macam gangguan tidur. Beberapa penyakit akibat gangguan tidur seperti gangguan psikosomatik, ginjal, jantung dan pembuluh darah, gangguan metabolism tubuh, serta gangguan kesadaran. Gangguan tidur ini menjangkiti rantusan juta jiwa penduduk dunia," jelasnya.

Penelitian Taruna Ikrar dan timnya ini telah di publikasikan di Journal Physiology edisi 2014, dengan judul Histamine inhibits the melanin-concentrating hormone system: implications for sleep and arousal.

Jokowi Tunjuk Menko Airlangga Jadi Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD, Intip Tugasnya

BACA JUGA:

PKB dan Nasdem Merapat ke Koalisi Prabowo-Gibran, Kaesang Bilang Begini

Penyebab Juara Bertahan Bandung bjb Tandamata Takluk di Laga Perdana Proliga
Dok. Istimewa

Mahfud MD Bicara Pentingnya Jaga Demokrasi agar Terhindar dari Kediktatoran

Pakar hukum tata negara Mahfud MD berbicara mengenai pentingnya menjaga demokrasi di Indonesia agar pelanggaran-pelanggaran tak terjadi kembali.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024