- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Anggota Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang, Danny Hilman Natawidjaja menanggapi penawaran riset Gunung Padang oleh seorang pengusaha. Menurutnya, rencana itu akan sulit untuk diwujudkan. Sebab bakal terkena benturan berbagai peraturan.
"Ya itu kan ada aturannya. Kalau mau menawarkan kerja sama dan kelola. Itu kan nggak gampang segitu saja," ujar Danny kepada VIVAnews, Rabu 12 November 2014.
Ditanya mengenai pendapat soal swastanisasi situs Gunung Padang, Danny mengelak berpendapat lebih lanjut. Ia berdalih sebagai peneliti, ia tak memiliki kewenangan untuk membicarakan soal izin pengelolaan.
"Itu kan kewenangan pemerintah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)," terang geolog Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu.
Sebagai peneliti yang turut dalam ekskavasi situs di Cianjur, Jawa Barat itu, Danny berharap riset terus dilanjutkan. Terlebih semua pihak telah mendukung riset ini. Perubahan nomenklatur kementerian, baginya, tak akan menghambat kelanjutan riset.
"Nggak ada alasan (riset) tak dilanjutkan. Menterinya, kemendikbud, dan semua pihak mendukung. Bahkan keppres juga sudah ada. Jadi harus tetap berlanjut," kata dia.
Sebagaimana diketahui pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, riset Gunung Padang berada di bawah dukungan Kemendikbud. Namun kini, di masa Presiden Joko Widodo, terdapat perubahan kementerian, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah serta Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Danny mengaku ia sudah membicarakan riset ini dengan perwakilan pemerintahan baru. Namun baru sebatas pembicaraan informal.
"Kami sudah ngobrol-ngobrol dengan perorangan saja. Pengajuan (resmi) belum," ungkapnya. (ita)
Baca juga :
Fenomenal, Timnas Indonesia U-23 Lolos Semifinal Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Korsel
Timnas Indonesia U-23 berhasil lolos ke babak semifinal Piala Asia U-23. Itu setelah mengalahkan Korea Selatan di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar Jumat dini har
