BPPT Ingin Ajak KPU Blusukan Soal e-Voting

Hasil Hitung Cepat LSI
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
Mendag: Kami Siap Meluncurkan Roket Bertenaga Metana Perdana
- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ingin mengajak Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk blusukan. Ini untuk menunjukkan daerah yang telah berhasil melakukan sistem pemilu mengunakan teknologi e-Voting, atau e-Pemilu.

Ahli Waris 7 Korban Kecelakaan Bus Rosalia Indah Terima Santunan dari Jasa Raharja

Hammam Riza selaku Deputi Kepala Bidang Teknologi Informasi Energi dan Mineral mengatakan e-Voting tidak hanya menghemat dana negara, namun juga sangat membantu dalam menjangkau daerah pelosok.
Hindari Jalur Puncak, Ada Pemberlakuan Oneway Lebih Lama 2 Kali Sehari dan Titik Gage Ditambah


"Ada 104 Desa di Kabupaten Musi Rawas (Sumatera Selatan) yang Pilkadesnya menggunakan e-Voting. Coba KPU lakukan blusukan ke sana," ujarnya di Gedung BPPT, Senin 10 November 2014.


Disampaikannya, warga-warga di sana, terutama orang tua, mengakui bahwa penerapan sistem e-Pemilu memudahkan serta cepat, dan tidak memakan waktu lama.


"Adanya sistem elektronik ini menjadikan biaya pengeluaran yang lebih hemat, sekitar 50 persen yang dianggarkan," ungkapnya.


Hammam menjelaskan bahwa pada pilkades setidaknya memerlukan biaya sekitar Rp20-25 juta untuk satu penyelenggaraan. Sedangkan, menggunakan teknologi e-Voting dananya hanya Rp10 juta. Modal dana tersebut, lanjut dia, masih bisa diterapkan pada pilkades lainnya hingga 100 desa.


"Kalau Rp10 juta dibagi 100 (desa). Maka, setiap pelaksanaannya itu hanya membutuhkan Rp100 ribu untuk Pilkades. Itu gambarannya, asal perangkat (e-Voting) dirawat dengan baik," jelasnya.


Sekedar informasi, BPPT pernah menerapkan teknologi e-Voting pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Musi Rawas, Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu. Selain itu, Jimbaran (Bali) dan Boyolali (Jawa Tengah) penyelenggaraan Pilkadesnya tersebut diklaim efektif dan sukses.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya