2050, Seks Bebas Makin Merajalela

Ilustrasi pasangan bercinta
Sumber :
  • iStock
VIVAnews
Nonton Langsung di Qatar, Fitri Carlina Menangis Saat Timnas Indonesia Menang Lawan Korea Selatan
- Pencipta pil kontrasepsi memprediksi dalam beberapa dekade ke depan, hasil ciptaannya itu tidak lagi akan berlaku. Tahun 2050, akan makin banyak orang yang minta disterilkan reproduksinya.

Hasil Liga 1: Tampil Ngotot dari Awal, PSIS Semarang Gilas Persikabo 1973

Pada tahun itu diperkirakan kegiatan seksual hanya akan menjadi bagian dari sebuah rekreasi karena orang tidak perlu takut hamil atau memiliki anak saat usai bercinta. Banyak orang lebih suka metode In Vitro Fertilization (IVF), yang memungkinkan pria atau wanita membekukan telur dan sperma mereka di usia dini.
Beredar Video WN Polandia Kehilangan Isi Kopernya, Pihak Bandara Ngurah Rai Bali Beri Penjelasan


"Dalam beberapa dekade ke depan, katakanlah pada 2050 nanti, banyak wanita subur lebih memilih fertilisasi melalui IVF ketimbang 5 juta wanita lain yang kesuburannya terganggu. Bagi mereka, pemisahan antara seks dan reproduksi akan meningkat 100 persen," kata Profesor Carl Djerassi, seperti dikutip melalui
Independent.co.uk
, 11 November 2014.


Artinya, kata Djerassi, untuk bisa hamil, manusia tidak lagi harus melakukan hubungan seksual. Ilmuwan keturunan Austria-Amerika ini mengatakan jika pembekuan telur akan dilakukan oleh anak-anak muda di beberapa dekade mendatang. Mereka akan menyimpan telur dan sperma sebelum akhirnya benar-benar disterilisasi.


Setelah sterilisasi, mereka tidak perlu khawatir tidak memiliki anak karena sperma dan telur mereka telah disimpan dengan baik. Setelah menjalani sterilisasi ini, manusia akan bebas untuk melakukan kegiatan seksual tanpa harus khawatir hamil.


Ilmuwan yang juga penulis dan profesor Kimia dari Stanford University Amerika ini memprediksi jika para wanita di usia 20an akan memillih opsi IVF untuk menunda kehamilan. Inseminasi buatan akan menjadi metode yang normal untuk mendapatkan anak.


"Tidak akan ada lagi kehamilan yang tidak terencana. Aborsi tidak ada lagi karena anda memiliki anak yang sangat diinginkan keberadaannya. Anak yang anda cintai," kata Djerassi.


Djerassi merupakan ilmuwan yang memproduksi pil progesteron sintetik pertama pada 1951. Pil itu merupakan pemompa hormon untuk dikeluarkan dari tubuh agar bisa menahan kehamilan. Produk yang bernama norethisterone ini terbukti sukses sebagai pil kontrasepsi dan dikomersilkan pertama kali pada 1961. Pil ini juga yang bertanggung jawab terhadap tumbuhnya kebebasan seks di dunia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya