Pesawat Luar Angkasa Amerika Meledak, Rusia Disalahkan

Roket Antares yang membawa pesawat antariksa NASA
Sumber :
  • NASA
VIVAnews
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang! Harga Limitnya Rp809 Juta
- Pesawat tak berawak, Antares, yang meledak sesaat setelah meluncur, menyisakan "sakit" bagi Orbital Sciences sebagai empunya. Diduga, insiden tersebut berasal dari roket pendorong pesawat Antares yang merupakan buatan Rusia.

Pendeta Gilbert Akan Dilaporkan Lagi Jika Tak Sampaikan Permintaan Maaf Lewat Media

Meski tak ada korban dalam kecelakaan tersebut, untuk mencegah adanya insiden serupa, perusahaan ruang angkasa komersial itu akan menghentikan pasokan roket dari negeri Beruang Merah itu, dan akan menggantinya pada 2016. Ini juga sebagai upaya menekan kerugian dalam sisa memenuhi kontrak dengan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Profil Meli Joker Selebgram yang Tewas Bunuh Diri


Orbital Sciences merupakan perusahaan komersial Amerika yang memegang kesepakatan dengan NASA untuk mengirimkan pasokan ke ISS. Keduanya telah menyepakati kontrak senilai US$1,6 miliar.


"Orbital mengambil tindakan tegas untuk memenuhi komitmen kami kepada NASA dalam mendukung operasi yang aman dan produktif dari Stasiun Luar Angkasa Internasional," ujar Presiden dan CEO Orbitel Sciences, David Thompson, dikutip dari
Daily Mail
, Kamis 6 November 2014.


Diketahui sebelumnya, pesawat antariksa tanpa awak Antares akan meluncur membawa pasokan persediaan menuju Stasiun Antariksa Luar Angkasa Internasional (ISS). Namun nahas, belum mencapai angkasa, pesawat tersebut malah meledak setelah diluncurkan.


"Sementara, masih awal dan dapat berubah. Bukti saat ini menunjukkan bahwa salah satu dari dua mesin tenaga utama AJ26 Antares, gagal sekitar 15 detik setelah menghidupkan mesin tersebut," ujar Thompson.


Ia menambahkan, saat ini pihaknya meyakini bahwa kecelakaan tersebut berasal dari roket pendorong Antares. Namun, menurut dia, Orbital Sciences masih menunggu dari analisis yang dapat mengonfirmasi bahwa dugaan tersebut benar.


Sekadar informasi, dilansir dari laman
Space.com,
mesin AJ26 tersebut merupakan buatan Uni Soviet (kini Rusia) yang sudah berusia sekitar 40 tahun lalu, kemudian diperbaharui dan diganti oleh perusahaan American Aerojet, yang kini bernama menjadi Aerojet-Rocketdyne.


"Kemungkinan kami akan menghentikan penggunaan mesin AJ26 yang telah digunakan pada lima peluncuran Antares. Kecuali, sampai mereka dapat meyakini bahwa AJ26 terbukti aman digunakan kembali," ungkap Thompson.


Saat ini, Orbital Sciences sedang melakukan negosiasi dengan tiga penyedia peluncuran untuk membantu robot pesawat ruang angkasa yaitu Cygnus, yang merupakan bagian dari kesepakatan dengan NASA.


Meskipun tidak mengungkapkan nama penyedia peluncuran pesawat antariksa tersebut, tetapi Thompson memberikan informasi tentang keberadaan perusahaan itu.


"Dua dari perusahaan roket berbasis di Amerika Serikat, sedangkan yang satunya lagi berasal dari Eropa," ucap bos Orbital Sciences itu. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya