Januari, WHO Siap Uji Coba Vaksin Ebola pada Manusia

Tim evakuasi menemukan warga yang tewas akibat Ebola
Sumber :
  • ABC News/Richard Besser
VIVAnews
Peserta UTBK Diimbau Waspada Penipuan Janji Kelulusan
- Otoritas kesehatan dan perusahaan farmasi, akhirnya sepakat bekerja sama untuk melakukan uji coba vaksin Ebola. Dalam waktu dekat, beberapa vaksin akan diujicobakan ke manusia.

Niat Mulia Maarten Paes untuk Timnas Indonesia

Ini merupakan respons yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa perusahaan kesehatan. Meski telah menewaskan lebih dari 4.500 orang, belum ada satu pun obat yang terbukti bisa menahan laju penyakit mematikan ini.
Kisah Mualaf Jorvan Vieira Pelatih Timnas Irak yang Berhasil Membawa Timnya Menjuarai Piala Asia


Sayangnya, dibutuhkan waktu lama untuk mempersiapkan vaksin tersebut hingga layak konsumsi, meski dalam uji coba itu vaksin terbukti bekerja.


Dikutip
NY Times
, Kamis 23 Oktober 2014, WHO mengatakan Uji coba ini dipastikan akan mulai dilakukan pada Januari tahun depan. Dua vaksin akan di uji cobakan di negara-negara Afrika Barat, tempat asal wabah Ebola.


Setidaknya, menurut WHO, ada tiga vaksin lagi yang akan mulai diujicobakan di tempat yang berbeda, di luar negara tersebut. Uji coba vaksin untuk para relawan yang sehat di luar negara wabah akan mulai pada kuartal pertama 2015.


Satu dari tiga vaksin itu sebenarnya adalah kombinasi dari dua inokulasi (suntikan) yang telah dikembangkan oleh Johnson & Johnson dan sebuah perusahaan asal Denmark, Bavarian Nordic.


Sebelumnya, Johnson & Johnson menyatakan komitmennya untuk menggelontorkan US$200 juta pada program penemuan obat Ebola. Jumlah tersebut, termasuk investasi sebesar US$43 juta ke Bavarian Nordic untuk membantu mereka melancarkan proyek tersebut.


Keduanya memastikan rencana uji coba vaksin temuannya pada Januari. Mereka berharap, bisa langsung memproduksi satu juta dosis pada 2015, jika terbukti berhasil.


"Biasanya, kita tidak boleh memproduksi ratusan ribu vaksin jika belum bisa dibuktikan keamanan dan keampuhannya pada manusia. Namun, kali ini kami akan melakukannya," ujar Dr. Paul Stoffles, ketua peneliti Johnson & Johnson.


Dua vaksin, yang dianggap paling memiliki perkembangan penelitian cukup cepat, saat ini sedang dalam uji coba terhadap 250 relawan kesehatan di Amerika dan negara di luar wabah.


Diketahui, satu vaksin dikembangkan oleh National Institutes of Health (NIH) bekerja sama dengan Glaxo Smith Kline (GSK). Sedangkan vaksin lainnya dikembangkan Public Health Agency Kanada yang lisensinya dimiliki NewLink Genetics, sebuah perusahaan berbasis di Iowa.


"Studi, yang dikenal dengan uji coba klinis fase 1 ditujukan untuk mencari jawaban, apakah vaksin ini aman dan bisa memunculkan respon kekebalan tubuh. Hasil awal diharapkan bisa didapat akhir tahun ini," ujar asisten dirjen divisi sistem dan inovasi kesehatan WHO, Marie-Paul Kieny.


Namun, lanjut Kieny, WHO tidak menunggu hasil selama itu. Mereka mengaku siap untuk berada di tahap uji coba selanjutnya pada Januari nanti. Artinya, vaksin tersebut sudah masuk tahap produksi dan langsung diberikan ke negara yang terkena wabah.


"Kami akan langsung menguji coba di Afrika Barat dan melibatkan puluhan ribu dosis," kata Kieny. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya