Awak Misi Planet Mars Sebaiknya Perempuan

Sumber :
  • 21stcentech.com
VIVAnews -
Delegasi Korea Utara Kunjungi Iran, Isu Kerjasama Semakin Kuat
Misi eksplorasi ke Planet Mars bakal segera dilangsungkan dalam beberapa dekade mendatang. Misi ini tak mudah dan juga butuh biaya tak sedikit.

Gibran Akan Temui Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Untuk sedikit menghemat misi antariksa itu, penulis asal San Francisco, Kate Greene, mengusulkan agar awak yang menjalankan misi ke Planet Merah sebaiknya perempuan. Gagasan Greene itu, mengutip
Dokter Boyke Ungkap Fetish Seks dengan Mayat hingga Penyebabnya
Daily Mail, Rabu 22 Oktober 2014, berlandaskan pada kebutuhan kalori pada astronot perempuan yang lebih sedikit dibanding astronot pria.


Disebutkan, astronot kaum hawa hanya membutuhkan kurang dari 2.000 kalori per hari sedangkan astronot pria membutuhkan 3.000 kalori tiap hari.


Perhitungan itu didapatkan Greene usai mengikuti uji coba pada proyek Badan Antariksa AS (NASA), Hi-Seas (Hawaii Space Exploration Analog and Simulation). Proyek ini mensimulasikan panjang durasi misi ke Mars yang dilakukan di Bumi.


Dalam uji coba itu, Greene bersama dengan tiga pria dan tiga wanita, menghabiskan waktu empat bulan dengan menggunakan pakaian ruang angkasa, dalam sebuah bangunan kubah di Hawaii.


"Pekan demi pekan berlalu, tiga awak perempuan membutuhkan sedikitnya setengah kalori dari tiga awak pria. Kurang dari setengah!" ujar Greene.


Dia mengungkapkan dalam uji coba para awak berolahraga dalam 45 menit per hari dalam lima hari selama sepakan. Selanjutnya sistem metabolik mereka diukur dengan cara yang berbeda. Dan hasilnya awak perempuan membutuhkan kalori yang lebih sedikit dibanding awak pria.


Beberapa studi pada 1950-an dan 1960-an menunjukkan tubuh perempuan memang memiliki kualitas yang lebih baik. Jantung kaum hawa lebih kuat dibanding pria, kaum hawa juga lebih bagus menahan getaran maupun paparan radiasi. Selain itu, studi psikologi menunjukkan perempuan lebih baik dalam menghadapi isolasi dibanding pria, termasuk saat kekurangan sensor input.


Sepanjang sejarah antariksa, astronot perempuan memang telah beberapa kali mengangkasa, meski masih didominasi astronot pria.


Tercatat, astronot perempuan pertama yang mengarungi ruang angkasa yaitu kosmonot Rusia, Valentina Tereshkova, pada 1963. Kemudian selama dekade berikutnya, perempuan kedua di ruang angkasa yaitu astronot AS, Sally K Ride, pada 1983.


Greene mengatakan memang kebanyakan astronot menghendaki kolaborasi antara astronot pria dan perempuan. Namun, jika demi penghematan misi ke Mars, dominasi astronot perempuan bisa dipertimbangkan.


"Jika intinya adalah apa yang penting bisa ke Mars, maka semakin banyak perempuan semakin baik," ujar dia.


Menurut mantan kontraktor NASA, Alan Drysdale, misi ke Mars bakal menghabiskan sekitar US$100 miliar, setara Rp1.204 triliun. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya