Di Masa Depan, Bakteri Tak Lagi Takut Antibiotik

Minum Obat Antibiotik
Sumber :
VIVAnews
Pelek Baru untuk Mobil Kecil Ini Hadir dengan Beragam Warna
- Para ilmuwan memprediksi di masa depan, antibiotik yang ada sekarang tak mampu lagi melawan bakteri. Oleh karena itu dibutuhkan metode baru untuk melawannya.

Polisi Bagi Takjil Gratis Tapi Tak Ada Pengendara Melintas, Netizen: Anda Berkumpul, Kami Putar Arah

Dengan menggunakan simulasi komputer, para ilmuwan menunjukkan betapa bakteri bisa menghancurkan antibiotik. Dengan memfokuskan pada peran enzim bakteri, mereka bisa memecah struktur antibiotik dan menghentikan fungsinya. Ini menyebabkan bakteri bisa bertahan.
Sandra Dewi Ogah Bahas Kekayaan Suami, Tahu Harvey Moeis Korupsi?


Dilansir melalui
Science 20
, Senin 20 Oktober 2014, temuan baru ini menunjukkan kemungkinan untuk menguji bagaimana enzim bisa bereaksi pada antibiotik tertentu. Dengan demikian, mereka bisa menciptakan antibiotik baru dengan daya tahan dan resiko yang jauh lebih rendah. Bahkan para ilmuwan bisa memilih obat terbaik untuk wabah tertentu.


Dengan menggunakan simulasi QM/MM atau Quantum Mechanics/Molecular Mechanics, para peneliti itu bisa mendapatkan wawasan tingkat molekul mengenai bagaimana enzim, yang disebut beta-lactamases, bereaksi terhadap antibiotik.


Para peneliti secara khusus ingin memahami meningkatnya daya tahan terhadap carbapenems, yang dikenal sebagai antibiotik terakhir dari infeksi bakteri dan virus mematikan seperti E. coli. Resistensi terhadap carbapenems membuat beberapa infeksi bakteri tidak lagi bisa diobati. Hal ini mengakibatkan infeksi ringan menjadi sangat berbahaya dan berpotensi mematikan.


Simulasi QM/MM menunjukkan langkah paling penting dari seluruh proses ketika enzim mengeluarkan antibiotik yang telah dirusak. Jika hal ini terjadi dengan cepat maka enzim akan bisa menelanantibiotik dan mempertahankan bakteri.


Namun jika ini terjadi dengan lambat maka enzim bisa tersumbat dan tidak bisa lagi merusak antibiotik. Hal ini mengakibatkan bakteri berpotensi mati.


Tingkat pengeluaran antibiotik yang rusak ini sangat bergantung pada batasan energi penghalang dari reaksi itu. Jika batasannya tinggi maka prosesnya akan terjadi secara lambat, Jika rendah, maka terjadi dengan cepat.


Profesor Adrian Mulholland dari Sekolah Kedokteran Bristol University mengatakan jika simulasi komputer itu telah bisa mengidentifikasi perpecahan enzim dan mengeluarkan carbapenems secara cepat.


"Ini artinya, simulasi bisa digunakan di masa depan untuk menguji coba enzim dan memperkirakan serta memahami resistensi. Kami berharap, ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana langkah penggunaan obat yang berbeda. Bisa juga untuk membuat antibiotik baru dan membantu memilih obat yang baik untuk mengobati wabah tertentu," kata Mulholland. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya