Meski Ditawarkan Gratis, Perusahaan India Tolak Pakai Windows 10

Microsoft menghadirkan asisten personal, Cortana
Sumber :
  • (the Next Web)
VIVAnews
Sukses Jalani Misi Kemanusiaan di Gaza, 27 Prajurit Pemberani Dapat Penghargaan dari Panglima TNI
- Microsoft telah merilis sistem operasi terbarunya, Windows 10, yang diklaim sebagai platfrom paling komprehensif yang pernah ada di dunia. Sebagai kampanye platfrom baru itu, Microsoft memberikan tawaran menarik, pembaharuan ke Windows 10 tak akan dikenai biaya, alias gratis.

PO Bus Rosalia Indah Pernah Viral dan Kena Rujak Netizen karena Kasus Ini

Namun iming-iming itu tak membuat perusaaan teknologi dan informasi di India tertarik untuk segera beralih ke penerus Windows 8. Perusahaan negeri Hindustan itu beralasan tak yakin dengan kemampuan kualitas Windows 10. Perusahaan India juga mengaku mengalami trauma, saat melihat pembaharuan ke Windows 8 yang mengecewakan.
13 Tahun Punya Mobil, Suami Ini Andalkan Sang Istri Ketika Kesulitan Parkir di Rumah


Menurut
Times of India
, Kamis 2 Oktober 2014, perusahaan IT India terang-terangan lebih memilih nyaman tetap menggunakan Windows 7.


Wakil Presiden Senior Aegis, Vikram Dhanda, mengatakan saat ini perangkat komputasi perusahaannya yang telah memperbaharui Windows 8 hanyalah 10 persen lebih. Meski Microsoft memberikan Windows 10  secara gratis, Aegis pun tetap menolak beralih ke platfrom terbaru itu. Tawaran itu menurut Vikram sudah terlambat.


"Penawaran gratis itu hanyalah istilah lain untuk membujuk, tapi saya berpikir itu tak akan berjalan. Alasannya kami telah toleran terhadap gangguan, khususnya saat begitu banyak pilihan dan alternatif (platfrom) yang tersedia," ujar Vikram pesimis dengan Windows 10.


Pesimisme juga disampaikan Tata Motors, perusahaan otomotif India. Kepala Informasi Tata Motors, Jagdish Belwal, yang berpandangan biaya gratis bukan menjadi perhatian perusahaan. Perusahaan otomotif ini memiliki 20 ribu PC, dan hanya sejumlah kecil saja yang sudah terinstal Windows 8.


Aplikasi Bermasalah

Sikap senada juga disampaikan Persistent Systems, perusahaan layanan teknologi dan produk software, yang tetap nyaman dengan windows 7 yang lebih stabil.


"Dalam segmen enterprise, yang jadi perhatian adalah keamanan, kompatibilitas dan pengelolaan platfrom. Kami mengelola 20 ribu komputer terpusat. Jadi yang penting bagi kami semua peralatan dan proses sistem bisa bekerja pada sistem operasi baru," ujar Mohit Bhishikar, kepala Informasi Persistent Systems.


Kritikan juga disampaikan satu perusahaan yang tengah menjalani pembaharuan Windows 10, DTDC Cargo and Courier. Perusahaan ini juga mengaku kurang terkesan dengan Windows 10, karena beberapa aplikasi kustom masih ada yang error.


Tapi perusahaan ini menyambut antarmuka platfrom baru yang tampil segar dengan mengembalikan Start Menu, beberapa dekstop dan pusat aplikasi universal.

 

Tingkat kegagalan Windows 8 terlihat dari angka sebarannya. Setelah dua tahun peluncuran Windows 8, platfrom itu hanya meraih pangsa pasar 12 persen saja. Sementara versi yang lebih lama Windows XP malah meraup pangsa 24 persen meski Microsoft memutuskan berhenti mendukung sistem operasi itu pada April lalu.


Peringatan disampaikan Wakil Presiden dan Direktur Riset Gartner, perusahaan riset IT, Michael Silver. Ia mengatakan iming-iming pembaharuan gratis diprediksi tak cukup membujuk perusahaan untuk beralih ke Windows 10.


Silver mengatakan perusahaan ragu dengan kemampuan Microsoft menjamin kelancaran transisi ke Windows 10 untuk enterprise. "Pembaharuan software gratis tak akan sukses membuat perusahaan menyebarkan windows 10," tegas Silver. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya