Cara Aplikasi FireChat Bantu Komunikasi Para Demonstran

FireChat.
Sumber :
  • maclife.com
VIVAnews - Pelajar berusia 17 tahun asal Hong Kong, Joshua Wong, sempat gundah saat memimpin aksi demontrasi menentang pemerintah Tiongkok. Sebab, jaringan internet di Hong Kong diblokir pemerintah setempat sehingga menyulitkan komunikasi dengan sesama pendemo.
3 Orang Tewas Imbas Longsor dan Banjir Lahar Dingin di Wilayah Gunung Semeru

Pemblokiran itu menyusul gelombang unjuk rasa menentang perubahan kebijakan pemilihan langsung kepala eskekutif di Hong Kong. Ribuan demonstran menyesaki jalanan Hong Kong menentang perubahan kebijakan itu, beberapa hari terakhir. 
Nikita Mirzani Beberkan Pemicu Kandasnya Jalinan Asmara Hingga Soal Kesetiaan

Joshua Wong termasuk dalah satu demonstran yang turun ke jalan. Dengan putusnya koneksi internet ia makin bingung, bagaimana berkoordinasi dan komunikasi dengan kawan-kawan seperjuangannya. 
Kasus Pemerasan Firli Bahuri Mandek, Kombes Ade Safri: Pasti Tuntas

Tapi untungnya, sebelum internet benar-benar diputus otoritas setempat, Joshua Wong sudah mengantisipasi hal itu. Laman Guardian melaporkan, Wong sudah meminta para demonstran untuk mengunduh aplikasi FireChat melalui Facebook. Wong menginformasikan aplikasi ini bisa dipakai chatting meski di lingkungan miskin koneksi telekomunikasi. 

Sontak saja, postingan itu langsung cepat menyebar, dan trafik pengunduhan FireChat naik dratis. Ruang chat FireChat dalam waktu singkat dibanjiri oleh para aktivis. Dalam kurun 24 jam saja, tercatat lebih dari 100.000 pengguna telah mengunduh FireChat. 

Melansir Tech In Asia, Selasa 30 september 2014, pendiri aplikasi ini awalnya merilis FireChat untuk kondisi koneksi internet dan telekomunikasi seluler yang lemah, misalnya di ruangan indoor atau ruang konferensi yang penuh dengan orang. Secara teknis, jika suatu area makin banyak orang, maka jaringan internet dan telekomunikasi bisa melambat.
Sebelum digunakan dan populer digunakan demonstran Hong Kong, FireChat sudah populer digunakan para aktivis di berbagai negara. Kasusnya juga sama, FireChat muncul massal setelah jaringan internet mati. Pada Juni lalu, warga Irak menggunakan FireChat dan juga aktivis Taiwan pada Maret lalu juga menggunakan FireChat, setelah menentang pemerintah masing-masing.

Mengingat diposisikan sebagai aplikasi pada jaringan yang miskin internet, FireChat memungkinkan chatting tanpa internet, dengan memanfaatkan Bluetooth atau WiFi. Bahkan disebutkan jangkauan koneksi Bluetooth untuk chatting bisa mencapai radius 9 sampai 70 meter dengan catatan terdapat pengguna FireChat. 

FireChat sebenarnya bisa menciptakan internet mini yang mana memanfaatkan setiap perangkat mobile baik berbasis iOS maupun Android, sebagai titik hubung. Konsep inilah yang dinamakan jaringan mesh. 

Laman Gizmodo menyebutkan, hal itu memungkinkan berkat sebuah fitur Multiple Connectivity Framework, yang ada pada sistem operasi iOS Apple. Fitur inilah yang memungkinkan pengguna FireChat bisa chatting tersembunyi. Jaringan mesh disebutkan makin besar seiring besarnya para pengguna FireChat yang terhubung satu sama lain. 

Pendiri FireChat, Micha Benoliel, menegaskan pola jaringan FireChat berbeda dengan pola jaringan telekomunikasi pada umumnya. Saat pengguna FireChat bertambah, maka otomatis meningkatkan jangkauan dan kekuatan jaringan. 

"Biasanya, semakin banyak orang yang ada di suatu lokasi yang sama, maka konektivitas yang Anda dapatkan makin berkurang. Tapi sistem kami berbeda, koneksi ForeChat malah sebaliknya," ujar Benoliel. 

Namun demikian, di balik keunggulannya, ada salah satu masalah. Tiap postingan aplikasi yang dibesut Open Garden itu adalah milik publik, artinya semua orang bisa melihatnya. Tanpa enkripsi. Untuk itu, pengembang aplikasi ini menyarankan agar pengguna FireChat untuk tidak menggunakan nama asli. 

Tapi melihat banyaknya permintaan fitur enkripsi, FireChat mengaku tengah mempertimbangkannya.

"Setiap yang Anda tulis di FireChat sepenuhnya adalah publik. Untuk saat ini kami tengah menambahkan enkripsi. Kami sedang mengerjalan itu karena banyak warga Hong Kong yang menanyakan itu," ujar Christophe Daligault, Direktur Marketing Open Garden. (ita)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya