Ilmuwan Pakai Ganja untuk Obati Penderita Epilepsi

Ilustrasi narkoba atau rokok ganja
Sumber :
  • iStock
VIVAnews - Ilmuwan terus mengeksplorasi manfaat positif dari ganja. Belum lama ini ilmuwan Anschutz Medical Campus, Universitas Colorado, Colorado, Amerika Serikat, mengujicoba potensi ganja untuk menyembuhkan penderita epilepsi jenis Dravet Syndrome. 
Min Hee Jin dari ADOR Ngaku Konsultasi dengan Dukun Tentang BTS

Selama ini, banyak kalangan disebutkan berpandangan pengobatan medis dengan memanfaatkan ganja dianggap membantu menurunkan kejang penderita epilepsi. Nah, untuk membuktikan dan mengeksplorasi pandangan itu, peneliti menjalani percobaan. 
Momen Pratama Arhan Peluk Mesra Azizah Salsha Usai Timnas Indonesia Lolos Piala Asia U-23

Melansir Digitaljournal, Senin 29 September 2014, dalam studi, peneliti mempelajari gen dari penderita epilepsi jenis Dravet Syndrom, yang merupakan bentuk epilepsi yang jarang dan dimulai sejak bayi.
Arkhan Fikri Jadi Sorotan Usai Indonesia U-23 ke Semifinal

Studi ini, ingin mengetahui apakah komponen genetik tertentu bisa memberikan penjelasan, mengapa beberapa pasien epilepsi memiliki dampak positif usai menelan Web Charlotte, pengobatan epilepsi dengan menggunakan ganja. 

Untuk diketahui Web Charlotte merupakan jenis medis ganja yang diolah menjadi esktrak ganja yang kuat kandungan ganjanya. 

"Ini adalah upaya pertama untuk mendapatkan informasi mengapa orang tertarik meneliti di alam," ujar Edward Ma, peneliti utama studi Web Charlotte. 

Dilaporkan, dampak pengobatan epilepsi dengan ganja menunjukkan hal yang positif. Hal itu diakui pasangan asal AS, Kim dan Chris Clark. Mereka mengaku putra mereka yang menderita epilepsi mengalami peningkatan kuat, seusai diberikan Web Charlotte. 

"Saya ragu dengan kata 'keajaiban', karena ini tak mudah bagi kami yang mengalami hal yang tak pernah sebagus tanpa itu. Kami kini masih berhadapan dengan ketidakseimbangan otaknya," ujar pasangan tersebut. 

Dalam deskripsi penelitian disebutkan, analisis genetik antara pasien dengan Dravet Syndrom dengan pasien non-Dravet, kemungkinan berguna untuk mengidentifikasi pasien mana yang bakal dibantu dengan terapi pengobatan ganja ini. 

"Analisis genetik juga untuk memberi petunjuk pada mekanisme yang diduga, di mana ganja dapat mengerahkan efek antiepilepsi," demikian tulisan studi itu. 

Dalam penelitian, ilmuwan menemukan ada hasil sementara yang berbeda pada dua kelompok pasien yang menggunakan terapi minyak ganja. Disebutkan, pasien yang menggunakan minyak ganja itu, kejang berkurang sedikitnya 50 persen dengan Web Charlotte. Sementara itu, pasien yang tidak menggunakan minyak ganja, ditemukan lebih dramatis kejangnya. 

Namun demikian, peneliti mengatakan hasil akhir studi ini akan diketahui nanti pada Februari 2016. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya