PBB: Tahun 2100, Bumi Tak Bisa Tampung Populasi Manusia

Populasi Manusia
Sumber :
  • militanciaviva
VIVAnews
AC Milan Jangan Gegabah Ganti Pioli dengan Conte
- Bumi yang menjadi satu-satunya tempat tinggal makhluk hidup, diprediksi tak akan mampu lagi menampung manusia. Menurut studi terbaru yang menggunakan statistik dari PBB, populasi dunia akan membengkak 70 persen menjadi 11 miliar orang, bahkan lebih, di tahun 2100.

Mau Lebaran, Dua Kepala Sekolah Malah Jadi Tersangka Korupsi PPPK di Langkat

Laporan tersebut cukup mencengangkan. Pasalnya, diproyeksikan sebelumnya, bumi akan diisi sekitar 7,2 miliar manusia di tahun tersebut. Bila itu terbukti, maka 11 miliar orang itu akan saling berebut persediaan makanan, kesehatan, bahkan bisa menimbulkan konflik sosial.
Cara Ruqyah Diri Sendiri Sesuai Syariat Islam, Agar Terbebas dari Gangguan Jin


Seperti yang diberitakan
Time
, Jumat 19 September 2014, salah satu faktor membengkaknya populasi itu disebabkan oleh tingkat kelahiran yang tinggi di benua Afrika. Diperkirakan setidaknya ada sekitar satu hingga empat miliar orang akan lahir dalam kurun 86 tahun ke depan.


"Proyeksi sebelumnya yang ketat, itu berdasarkan skenario sehingga tak terlalu pasti. Namun, saat ini jumlah statistik penilaian di lapangan memungkinkan kita dapat mengukur perkiraannya. Ini juga bisa berguna dalam perencanaan di masa depan (untuk menghadapi membengkaknya populasi tersebut)," ujar Patrick Gerland, seorang ahli demografi dari PBB.


Penelitian yang dilakukan oleh sebuah tim yang terdiri dari para ahli internasional, dengan para ahli dari PBB ini diterbitkan dalam jurnal Science.


Dalam laporan itu juga, dikutip dari
The Guardian
, menyatakan bahwa bumi akan mengalami puncak populasi pada tahun 2050, yakni sekitar sembilan milar orang.


"Sudah saatnya permasalahan populasi dijadikan puncak agenda internasional. Tumbuhnya populasi yang drastis akan memperburuk segalanya di masa depan. Mulai dari kurangnya kesehatan, kemiskinan, meningkatnya polusi, kerusuhan, dan kejahatan, serta semua masalah terkait dengan membengkaknya populasi," kata Prof. Adrian Raftery dari University of Washington, yang memimipin tim peneliti internasional.


Hal senada pun terlontar dari Simon Ross, Kepala Eksekutif Urusan Kependudukan, yang mengatakan bahwa kebijakan mengenai populasi tak lagi menjadi perbincangan serius di kalangan pemimpin dunia dalam beberapa dekade terakhir.


"Hal ini hampir tidak pernah ada dalam agenda utama diskusi tentang keberlanjutan dalam pembangunan berkelanjutan yang dipimpin PBB," jelasnya.


Permasalahan pun akan terasa semakin kompleks di tahun 2050, dengan prediksi dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang mengungkapkan pemanasan global akan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di tahun tersebut.


Menurut Wolfgang Lutz, Direktur Vienna Institute of Demography mengatakan permasalahan populasi itu hendaknya dapat dikendalikan dengan pendidikan kepada masyarakat. Ini tidak hanya mengurangi tingkat kelahiran tetapi juga memungkinkan orang dapat mencapai kesehjahteraan bahkan saat populasi tumbuh pesat.


"Hal yang utama dalam kebijakan kependudukan adalah kemampuan untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan mereka," ungkap dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya