Tekan Emisi, Kemenhub Kaji Kelapa Sawit untuk BBM Pesawat

Pesawat Garuda saat pengisian bahan bakar
Sumber :
  • VIVAnews/Maryadi
VIVAnews
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
- Kementerian Perhubungan menargetkan penekanan emisi gas rumah kaca hingga tahun 2020 sebesar 41 persen. Jumlah itu terdiri dari 26 persen usaha dalam negeri, dan 15 persen prakarsa internasional.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Hal itu dikatakan Direktur Keamanan Penerbangan Kementerian Perhubungan, Yusfandri Gona International Civil Aviation Organization (ICAO) Committee Aviation on Environment Protection (CAEP) di Kuta, Bali, Senin 14 September 2014.
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024


"Itu kan semua sektor mulai dari kehutanan, energi, lahan gambut dan transportasi. Khusus untuk transportasi udara targetnya 41 persen pada 2020," kata Yusfandri.


Ia melanjutkan, penekanan emisi akan terus berlanjut ke depannya. Pada 2030 ditarget emisi dapat ditekan menjadi 20 persen. Selanjutnya pada 2050 tercapai netral growth.


"Pada tahun 2050, emisi tidak boleh bertambah meski industri perhubungan terus tumbuh," tegas Yusfandri.


Untuk mendukung program energi terbarukan, Yusfandri mengaku institusinya telah melakukan kajian mengenai penggunaan energi terbarukan untuk lalu lintas udara. Kajian bersama itu dilakukan dengan melibatkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), perguruan tinggi dan sejumlah institusi terkait lainnya.


"Ke depan, itu mengarah kepada palm oil atau kelapa sawit," kata Ketua Rencana Aksi Gerakan Rumah Kaca Kemenhub itu.


Sementara itu,  ICAO CAEP Security, Jane Hube menuturkan jika gagasan penggunaan palm oil akan dibahas pada pertemuan tersebut.


"Pada pertemuan ini akan dibahas hal itu," imbuhnya. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya