Google Earth Bisa Prediksi dan Cegah Sebaran Infeksi Penyakit

Google Earth
Sumber :
VIVAnews - Teknologi pencarian dan pengawasan berpotensi digunakan untuk mencegah penyebaran infeksi penyakit berbahaya misalnya malaria. 
Ajak Bernostalgia, Dewa 19 hingga Reza Artamevia Guncang Panggung Soul Intimate Concert 2.0

Hal ini dilakukan peneliti Universitas California San Francisco (UCSF) yang memanfaatkan Google Earth untuk mencegah peluasan penyakit tertentu. 
BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya

Melansir Singularityhub, Senin 15 September 2014, peneliti yang tergabung dalam Kelompok Kesehatan Global UCSF menciptakan platfrom pemetaan prediksi online yang dapat memprediksi di wilayah mana kemungkinan penyebaran penyakit berikutnya. 
Mobil Listrik Vinfast Pakai Sistem Sewa Baterai, Segini Biayanya

Begitu sebuah penyakit teridentifikasi, para pekerja kesehatan lokal akan langsung mengunggah kejadian saat itu juga kejadian penyakit serta memberitahukan data lokasi pasien yang terdampak. 

Data unggahan itu akan dikombinasikan dengan pelacakan satelit real-time cuaca dan kondisi lingkungan. Tak hanya di situ saja, data juga dikolaborasikan dengan data historis 40 tahunan dengan mesin Google Earth.

Deteksi prediktif itu memungkinkan lembaga atau institusi agar efisien melangkah pencegahan ke lokasi tertentu daripada harus repot untuk upaya yang berlebian luas dan mahal. 

"Dengan peta ini, petugas kesehatan akan tahu persis di mana menargetkan sumber daya mereka yang terbatas," ujar pembantu profesor Kelompok Kesehatan Global UCSF,Hugh Sturrock.

Platfrom prediktif itu akan membantu peneliti dan petugas kesehatan memfokuskan pada hubungan antara variabel iklim, tingkat vegetasi, curah hujan, pengenalan penyakit. 

Rebecca Mooore, Kepala Outreach Google Earth, mengatakan platfrom itu membantu organisasi nirlaba dalam memanfaatkan peta prediktif. 

"Kami memiliki skala besar daya teknologi komputasi yang bila dipandu dengan cara yang benar, akan membuat terbobosan," jelas Moore. 

Alat prediktif ini akan diujicoba pertama kali di negara kecil Afrika bagian selatan, Swaziland, negara yang berupaya menghilangkan jumlah kasus malaria yang mencapai 74 persen sejak 2000. Alat ini juga memungkinkan digunakan pada pasein penyakit Ebola. 

Sebelumnya pada 2007 dan 2011 silam, Google Earth telah mengadopsi pelacakan penyakit flu yang berhasil dengan menggelar Google SuperMap.

Para ahli di UCSF meyakini jika negara memberikan pendanaan yang tepat, maka suatu negara bisa menghilangkan malaria hanya dalam dua dekade dengan platfrom itu. 

Untuk mengembangkan platform pemetaaan prediktif, telah terkumpul dana. Belum lama ini UCSF dilaporkan bakal menerima US$100 ribu setara Rp1,1 miliar dari program Google. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya