Seperempat Bahasa Dunia Terancam Punah

Siswa belajar bahasa Ibrani di Gaza City
Sumber :
  • REUTERS/Ahmed Zakot
VIVAnews
Pengalaman Langka Maman Abdurrahman Main Bareng Sang Putra di Persija Jakarta
- Seiring dengan invasi bangsa lain ke suatu peradaban maka biasanya mereka akan mendominasi. Tidak heran jika kemudian ilmuwan mengatakan jika seperempat bahasa di dunia terancam punah.

Kuartal I-2024, Laba Bersih Energi Mega Persada Naik Jadi US$17,6 Juta

Dilansir melalui
Susunan Pemain Indonesia Vs Jepang di Uber Cup, Gregoria Mariska Lawan Akane Yamaguchi
Daily Digest , Kamis 4 September 2014, kesimpulan ini merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan Dr. Tatsuya Amato dari University of Cambridge. Menurut mereka beberapa bahasa di dunia semakin tidak bisa dikenali.


Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat di suatu masyarakat kecil memberikan godaan tersendiri bagi mereka untuk meninggalkan bahasa asli. Hal ini untuk mengikuti kemajuan zaman dan berbaur dengan bahasa regional yang lebih dominan. Semua atas nama pertumbuhan ekonomi.


Dr. Amato dan koleganya berhasil mendaftarkan bahasa-bahasa yang hampir punah tersebut. Mereka menggunakan metode kriteria pengenalan spesies yang harus dilindungi yang dibuat oleh Badan Konservasi Alam PBB. Kepunahan Bahasa disamakan dengan spesies yang harus dilindungi.


Menurut riset tersebut, setidaknya ada 3 faktor utama yang mengarahkan pada kepunahan bahasa. Pertama adalah populasi yang semakin kecil, habitat geografi yang juga kecil, dan perubahan populasi atau berkurangnya jumlah pembicara asli.


Dengan menggunakan serangkaian data ini, tim peneliti menentukan tingkat per Gross Domestic Product (GDP) yang dikorelasikan dengan tingkat hilangnya keberagaman bahasa. Semakin sukses pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, semakin cepat pula bahasa mereka menghilang.


"Semakin ekonomi mereka berkembang, satu bahasa sering mendominasi penyebaran politik dan pendidikan suatu bangsa. Orang-orang dipaksa untuk mengadopsi bahasa dominan. Jika tidak, mereka berisiko ditinggalkan, secara ekonomi dan politik," ujar Dr. Amato.


Menurutnya, semua orang memang memiliki pilihan untuk memilih bahasa mereka sendiri. Pasalnya, mempertahankan bahasa yang hampir punah sangat penting untuk mempertahankan keberagaman budaya manusia dalam globalisasi dunia yang semakin meningkat.


Dipaparkan Dr. Amato, beberapa contoh bahasa yang beresiko punah adalah bahasa Upper Tanana milik manusia asli di Alaska bagian Timur. Saat ini, di sana hanya ada 24 penduduk asli yang berbicara bahasa tersebut. Ada juga bahasa Wichita, bahasa kuno yang digunakan oleh masyarakat asli India di Amerika Utara. Parahnya, hanya tersisa satu pembicara asli. Belum lagi bahasa-bahasa milik penduduk asli di wilayah Australia bagian Utara. Hampir semua berkurang dan menghilang bersamaan.


"Bahasa akan mengalami kepunahan dengan cepat, seiring dengan keberagaman budaya yang mulai menghilang," ujar Dr. Amato.


Dalam jurnal yang dipublikasikan di 'Proceedings of the Royal Society B', edisi 3 September, para peneliti menuntut aksi segera yang harus dilakukan dunia, khususnya negara dengan eknonomi maju, untuk mempertahankan keberagaman bahasa di negara mereka.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya