FBI Turun Tangan Selidiki Peretasan Foto Telanjang di iCloud

Lambang FBI
Sumber :
  • bergoiata.org
VIVAnews - Bukan hanya Apple yang tengah menginvestigasi beredarnya foto-foto telanjang artis Hollywood. Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) diketahui juga ikut turun tangan dalam peretasan foto pribadi melalui akun iCloud para artis itu. 
Megawati Ajukan Amicus Curiae ke MK, Pakar Hukum: Upaya Intervensi Peradilan

Dalam keterangannya, mengutip Telegraph, Selasa 2 September 2014, jubir FBI mengatakan lembaga ini tengah memburu peretas yang mencuri dan mengedarkan foto.
HUT Ke-61, Taspen Tegaskan Komitmen Genjot Kesejahteraan Masyarakat

Jubir menambahkan FBI bakal memimpin investigasi dan menyadari besarnya masalah dugaan peretasan foto pribadi yang telah mengacaukan komputer dan melanggar hukum material.
Asia Business Council 2024, Menko Airlangga Kasih Bukti Ketahanan Ekonomi Indonesia

Langkah FBI atas peretasan foto pribadi itu bukan yang pertama kalinya. Pada akhir 2010 lalu, FBI meluncurkan pemburuan peretas dalam tajuk 'Operation Hackerazzi. Operasi ini memburu seorang peretas yang mencuri foto-foto telanjang dari iPhone dan komputer selebritis Scarlett Johansson, Mila Kunis dan lainnya.

Saat itu investigasi dipimpin sebuah bidang biro FBI di Los Angeles dan dicanangkan waktu penyelidikan dalam 11 bulan ke depan. Akhirnya investigasi mengarah pada peretas asal Florisa, Christoper Chaney, yang kemudian ditangkap dan dituntut.

Enkripsi Belum Jaminan

Peretasan foto pribadi di akun penyimpanan komputasi awan itu juga mengundang keprihatinan para pakar keamanan. 

"Penting untuk selebriti dan masyarakat umum untuk mengingat bahwa gambar dan data tak lagi hanya berada di perangkat yang mengambil gambar itu," kata Ken Westin, analis keamanan Tripwire dilansir BBC, mengingatkan. 

Westin menekankan meski saat ini muncul banyak penyedia penyimpanan komputasi awan yang menawarkan enkripsi komunikasi data, ia meminta pengguna agar tetap waspada. Sebab meski telah dilengkapi pengaman, belum jadi jaminan data akan terus aman, khususnya saat data dalam posisi tak aktif tersimpan. 

"Jika anda bisa melihat gambar itu di layanan awan, maka peretas juga bisa melakukan hal demikian," tegas dia.

Sementara peneliti keamanan dari Intel, Raj Samani mengatakan hampir tiap layanan online membutuhkan password dan untuk memastikan keamanan password pengguna harus melakukan hal yang kompleks.

Tapi menurutnya, seringkali pengguna layanan online tak melakukan hal yang kompleks itu. Menurut Samani, itulah kelemahan pengguna yag memberi celah kepada peretas untuk mencari cara yang paling sederhana untuk membobol akun mereka. 

Disebutkan skenario phising atau mengelabui pengguna agar memberikan password mereka, kemungkinan cara yang paling sederhana dan paling ditargetkan peretas untuk mendapatkan akses akun online. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya