UMY, Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Pimnas 2014

Tim PKM-M 'Difabel House' UMY
Sumber :
  • VIVAnews/Daru Waskita
VIVANews - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi Swasta yang masuk dalam peringkat 10 besar gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, yang diselenggarakan sejak 25 hingga 29 Agustus 2014. 
Ucapan Syukur Jonatan Christie Akhiri Rekor Buruk Lawan Lee Zii Jia dan Tembus Semifinal BAC 2024

Prestasi UMY dalam Pimnas ini semakin mengokohkan UMY sebagai perguruan tinggi dengan akreditasi A.
Ceramah Khatib Soroti Kecurangan Pemilu Picu Jemaah Bubar, Panitia Shalat Id di Bantul Minta Maaf

Pada malam puncak penutupan dan pengumuman pemenang, Kamis 28 Agustus 2014 malam, UMY berhasil meraih posisi ke-6 setelah UGM, ITS Surabaya, Unibraw Malang, IPB, dan Unair. UMY berhasil mengalahkan Universitas Negeri Malang, Undip, Politeknik Negeri Perkapalan Surabaya, dan UNY.
1 Juta Kendaraan Diprediksi Balik Jakarta, Polda Metro Siapkan Strategi Agar Tidak Macet

Rizal Yaya, salah satu dosen pembimbing tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) “Difabel House” mengatakan, raihan UMY itu berkat perolehan medali mahasiswa bimbingannya. UMY tercatat sebagai pemenang dengan dua medali emas dan satu medali perunggu.

“Dua medali emas ini kami dapatkan dari dua kategori penilaian, yakni poster dan presentasi untuk PKM-M. Sementara itu, untuk medali perunggunya pada kategori poster untuk PKM Karsa Cipta (PKM-KC),” ungkapnya.

Rizal juga memaparkan, dua medali emas yang diperoleh tersebut berasal dari satu tim yang sama, yakni tim PKM-M “Difabel House”. Sementara itu, untuk medali perunggunya diraih oleh tim PKM-KC “Stetoskop Wireles”.

“Dalam Pimnas tersebut ada 20 kelas. Setiap kelas ada 20 tim PKM, dan pada masing-masing kelas itu disediakan dua medali emas, dua medali perak, dan dua medali perunggu untuk tim PKM terbaik bagi masing-masing kategori presentasi dan poster," kata dia. 

Tim PKM-M “Difabel House”, menurut dia, menjadi satu-satunya tim PKM yang mendapatkan dua medali emas dalam kelas itu dalam Pimnas itu.

Pelatihan Difabel

Sementara itu, Weni Septi Susanti selaku ketua tim PKM-M “Difabel House” menjelaskan “Difabel House” merupakan kegiatan pengabdian yang dilakukan bagi anak-anak berkebutuhan khusus (difabel). Pengabdian dilakukan dalam bentuk pelatihan kesenian, yakni seni lukis dan seni tulis.

“Ada 25 peserta yang ikut dalam pelatihan ini, dan dari 25 peserta itu dibagi per kelas, sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Untuk kelas seni lukis ada peserta tuna rungu dan tuna wicara, sedangkan untuk kelas seni tulis pesertanya adalah anak-anak yang tuna rungu dan tuna netra,” jelas Weni.

Weni juga mengungkapkan bahwa 25 peserta tersebut berasal dari semua Sekolah Luar Biasa (SLB) di Yogyakarta yang diseleksi sebelumnya untuk mengetahui bakat mereka. Weni mengatakan, ternyata pelatihan itu menarik minat peserta.

“Respons mereka sangat senang dengan adanya pelatihan ini. Mereka juga berharap agar pelatihannya tidak berhenti di sini saja. Karena selama pelatihan dari Maret hingga Juli kemarin, mereka sudah bisa menghasilkan karya," kata Weni.

Karya itu di antaranya lukisan di atas kertas, lukisan di helm, di kanvas, serta buku antologi cerpen dan puisi. Hasil karya itu juga sudah dipamerkan pada 12 sampai 13 Juli lalu di Tamansiswa, Yogyakarta.

Online Shop

Mahasiswi angkatan 2012 Fakultas Ekonomi UMY itu mengaku bangga mengantarkan UMY Masuk dalam 10 besar Pimnas dan tidak menyangka karya timnya menghasilkan dua medali emas. 

“Kami berharap, semoga ini bukan akhir, tapi menjadi awal dari prestasi kami. Dan kami harap tahun depan UMY bisa juara lagi, dan jadi juara umum,” imbuhnya.

Adapun tindak lanjut dari pelatihan tersebut, Weni bersama timnya yakni Egi Pranajaya, Ida Solekah, Reni Apriani, dan Sabila Yusrina akan meneruskan pelatihan dan memfasilitasi peserta dengan cara membuka Online Shop dan Diffable Corner.

“Kami berencana akan membuat Diffable Corner di Taman Pintar. Hal ini agar para difabel punya tempat khusus untuk bisa berkarya dan kami sudah mengirimkan proposal pengajuan pada Taman Pintar. Selain itu, kami akan membuka Online Shop untuk menjual hasil karya kesenian dari para peserta “Difabel House” ini,” ujar dia. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya