Studi: Ganja Bagus Bagi Pasangan Suami-Istri

Ilustrasi narkoba atau rokok ganja
Sumber :
  • iStock
VIVAnews - Mengonsumsi ganja memang sangat berisiko. Efek penggunaan obat ini dikhawatirkan bisa memicu kecelakaan lalu lintas hingga berpotensi memunculkan aksi kekerasan terhadap sesama. 
Tarif Bus Transjakarta Rp3.500 Rute Kalideres-Bandara Soetta Berlaku 1 Mei 2024

Tapi studi terbaru menunjukkan dampak yang sangat kontras. Alih-alih melahirkan kekerasan dan konflik, studi peneliti menunjukkan penggunaan ganja pada pasangan justru berdampak positif, mengurangi potensi konflik dan kekerasan dalam rumah tangga. 
5 Common Cat Diseases, Everything You Need to Know

Melansir Daily Mail, Jumat 29 Agustus 2014 menyebutkan studi peneliti Sekolah Kesehatan Masyarakat dan Profesional serta Institut Riset kecanduan Universitas BUffalo, New York, mengungkapkan pasangan yang mengonsumsi ganja bersama cenderung lebih rukun.  
Menhan Israel Pasang Badan untuk Batalion Netzah Yehuda yang Dijatuhi Sanksi AS

Peneliti menemukan fakta pasangan yang mengonsumsi ganja memiliki lingkungan dan nilai sosial yang sama, sehingga mereka cenderung lebih rukun. 

Dalam risetnya, peneliti mendalami 634 pasangan yang pengonsumsi ganja. Pasangan yang dipilih yaitu pasangan yang telah membina biduk rumah tangga lebih dari 9 tahun. Peneliti menemukan banyak suami yang mengonsumsi ganja tiga kali dalam sepekan bersama istri mereka. 

Hasilnya, pasangan ini lebih rendah dalam kekerasan rumah tangga di masa depan. 

"Temuan ini menunjukkan penggunaan ganja merupakan prediksi tingkat yang lebih rendah dari serbuan terhadap salah satu pasangan di tahun berikutnya," jelas Dr Kenneth Leonard, Direktur Institur Riset Kecanduan Universitas Buffalo.

Leonard menambahkan, dalam riset peneliti mendalami pola penggunaan ganja dan mengukur terjadinya kekerasan rumah tangga dalam setahun. Dan peneliti tak menemukan kaitan menghisap ganja di hari tertentu kemudian mengarahkan kekerasan pada jangka waktu itu. 

"Hal ini dimungkinkan karena pasangan yang mengonsumsi ganja bersama-sama dapat berbagi nilai dan lingkungan sosial yang sama. Faktor kesamaan nilai itulah yang bertanggungjawab mengurangi kemungkinan terjadinya konflik," jelasnya. 

Dia melanjutkan meski hasil studi ini sementara membuktikan mengonsumsi ganja tak meningkatkan kekerasan dalam pasangan, peneliti masih akan menguji lagi temuan itu. 

"Penelitian akan memeriksa penggunaan ganja dan alkohol dari hari ke hari, apakah mungkin mengarahkan kekerasan pada pasangan di hari yang sama itu juga," ujar Leonard. 

Penelitian ini telah diterbitkan dalam Junal Pyschology of Addictive Behaviours.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya