BiliCam, Aplikasi Deteksi Cepat Penyakit Kuning pada Bayi

Aplikasi BiliCam
Sumber :
  • www.washington.edu
VIVAnews - Peneliti Universitas Washington, Amerika Serikat, menemukan cara yang mudah untuk mendeteksi penyakit kuning pada bayi. Caranya, cukup menggunakan sebuah aplikasi dan kemudian memotret gambar bayi. 
Neraca Perdagangan RI Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Mendag: Bagian dari Keberhasilan Kemendag

Foto kulit bayi itu, kemudian akan dianalisa. Hanya dalam hitungan menit, aplikasi yang dinamakan BiliCam, akan menentukan apakah bayi terkena penyakit kuning, atau tidak. Aplikasi itu menganalisa data dengan algoritma yang cepat, sehingga hasil yang didapatkan hanya dalam hitungan menit.
Hasil Liga 1: Bhayangkara FC Pesta Gol, Duel Dewa United vs Madura United Dihentikan

Melansir Engadget, Kamis 28 Agustus 2014, penyakit kuning cenderung terjadi pada bayi. Sebab, saat itu fungsi hati sang bayi belum begitu seperti hati orang dewasa. Pada bayi, cenderung mengalami peningkatan kadar bilirubin (pecahan sel darah merah) yang biasanya diproses oleh hati. 
Kemnaker Berkomitmen Terus Tingkatkan Kinerja Layanan Publik Balai Besar K3 Jakarta

Tak heran, lebih dari 60 persen bayi mengalami peningkatan kadar bilirubin. Memang, beberapa bayi bisa menyingkirkan kelebihan bilirubin secara mandiri, tetapi sebagian bayi lain harus perlu perawatan dan pengobatan. 

"Hampir setiap bayi mendapatkan penyakit kuning dan kami memulangkan mereka dari rumah sakit, sebelum kadar bilirubin mencapi puncaknya," jelas James Taylor, profesor Pediatrik dan Direktur Medis Universitas Washington dilansir Washington.edu.

Kartu Kalibrasi

Sebelum memfoto kulit bayi, pengguna diharuskan mengunduh aplikasi. Kemudian, saat memfoto, pengguna meletakkan kartu kalibrasi berwarna seukuran kartu nama. Kartu itu diletakkan pada perut bayi untuk kemudian dianalisa. Fungsi kartu itu adalah membantu mengukur warna kulit bayi, sebelum dianalisa aplikasi.

Aplikasi itu, menutur Taylor dapat dimanfaatkan bagi orang tua dan penyedia perawatan kesehatan untuk mendapatkan gambaran akurat tentang bilirubin dan menjembatani kesenjangan tentang informasi penyakit kuning. 


Screenshot aplikasi BiliCam

Screenshot aplikasi BiliCam (www.washington.edu)

"Ini adalah cara untuk memberikan ketenangan pikiran untuk orang tua dari bayi yang baru lahir. Keuntungan analisis melalui komputasi awan yaitu algoritma kami dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu," jelas Shwetak Patel, peneliti pembantu yang juga profesor ilmu komputer dan teknik listrik Universitas Washington. 

Aplikasi itu dikatakan juga sebagai solusi mengingat alat screening penyakit kuning yang tersedia di rumah sakit dan klinik masih sangat mahal. 

Bayi kulit gelap

Dalam pengujian aplikasi, peneliti menganalisa kulit pada 100 bayi yang berusia dua, atau lima hari di Pusat Medis Universitas Washington. Peneliti mengatakan BiliCam terbukti lebih baik dari alat screening yang ada saat ini. Ditambahkan, aplikasi ini tak akan menggantikan tes darah, tetapi BiliCam akan menjadi panduan dan pengetahuan baru bagi para orang tua.

Peneliti berencana akan menguji aplikasi ini pada etnis bayi yang beragam warna kulit. Direncanakan pengujian akan dilakukan pada 1.000 bayi lintas etnis, terutama bayi berkulit gelap. 

Peneliti mengaku telah mengajukan paten teknologi itu. Dan, berharap dalam beberapa tahun lagi mendapatkan persetujuan Badan Obat dan Makanan (FDA), agar aplikasi itu bisa digunakan di rumah dengan menggunakan ponsel pintar orang tua. 

Hasil uji coba aplikasi ini akan dipresentasikan International Joint Conference on Pervasive and Ubiquitous Computing yang diselenggarakan Asosiasi Mesin Komputer pada bulan depan di Seattle, AS. 

Anggota peneliti aplikasi ini yaitu Mayank Goel dan Min Joon Seo mahasiswa doktoral Ilmu dan Teknik Komputer Universitas Washington), James Stout (Departemen Pediatri Universitas Washington) serta peneliti dari SOuthern Methodist University. Penelitian ini didanai Yayasan Coulter dan Beasiswa Riset Yayasan Sains Nasional. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya