"Layanan Bunuh Diri" di Swiss Meningkat Dua Kali Lipat

Pemprov DKI Jakarta Akan Tambah Pasokan Air Bersih Pada 2015
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Bantuan bunuh diri secara sengaja memang masih diliputi sejumlah kontroversi. Namun  bantuan mengakhiri hidup itu tak surut peminat. Di Swiss, layanan bantuan kematian telah meningkat dua kali lipat dalam 4 tahun terakhir ini. 
Gol Menit 103, Qatar Lolos Perempat Final Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Yordania

Temuan ini disampaikan peneliti usai mendalami  data dari Institute od Legal Medicine di Zurixh, Swiss. Sebagaimana diketahui, Swiss ini dikenal sebagai negeri yang memperbolehkan seseorang mengakhiri hidupnya dengan bantuan. Di Swiss berlaku enam hak untuk memilih mati dengan bantuan, yang mana empat di antaranya memperbolehkan warga negara luar Swiss menggunakan layanan bantuan kematian.
Konfrontasi Memanas, Iran Pertimbangkan Penggunaan Nuklir Lawan Israel

Mengutip Eurek Alert, Jumat 22 Agustus 2014, pencarian menemukan ada 611 orang bukan tidak tinggal di Swiss, telah menggunakan layanan bantuan bunuh diri pada rentang 2008 hingga 2012. 
Asosiasi Sepak Bola Palestina Serukan Sanksi Terhadap Tim Israel pada Pertemuan FIFA

Semua pengguna layanan ini disebutkan telah memanfaatkan fasilitas Dignitas, sebuah kelompok di Swiss yang membantu para penderita penyakit mental dan fisik untuk dibantu meninggal. 

Data pada rentang waktu itu, menunjukkan warga dari 31 negara di luar Swiss, telah menggunakan bantuan untuk mati tersebut. Warga yang terbanyak menggunakan bantuan ini yaitu Jerman dengan 268 warga dan Inggris (126 orang), mendominasi hampir dua pertiga yang mati dengan bantuan. Sedangkan warga negara lain yaitu Perancis (66), Italia (44), Amerika Serikat (21), Austria (14), Kanada (12), Spanyol dan Israel masng-masing 8 orang. 

Orang yang menggunakan bantuan kematian itu tercatat datang dengan usai kisaran 23-97 tahun dan usia rata-rata 69 tahun. Secara jenis kelamin, lebih dari setengah pasien bantuan bunuh diri ini, yaitu peremouan (58,5 persen) sedangkan laki-laki (40 persen).

Kebanyakan profil orang yang ingin mati dengan bantuan ini menderita problem neurologis, yang disebutkan hampir setengah dari orang yang menggunakan bantuan itu. Penyakit lainnya yaitu kanker dan rematik. 

Warga Inggris dan Perancis yang mendominasi bantuan ini diketahui datang dengan problem neurologis misalnya kelumpuhan, penyakit saraf motorik, Parkinson, multiple skerosis atau penyakit yang menyerang sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
 
Peneliti menemukan adanya kenaikan warga yang menggunakan bantuan itu pada negara tertentu. Misalnya Italia, disebutkan mengalami kenaikan dari 4 pada 2009 menjadi 22 warga yang mati dengan bantuan oada 2012. Perancis dari 7 pada 2009 menjadi 10 pada 2012. 

Secara keseluruhan, jumlah orang yang mati dengan bantuan di Swiss tela meningkat dua kali lipat pada rentang 2009 hingga 2012. 

Metode Kematian

Dilaporkan hampir semua bantuan kematian ini memanfaatkan pentobarbital sodium . Hanya empat saja orang yang menggunakan metode menghirup helium. 

Metode bantuan kematian ini dipublikaskan secara luas dan digambarkan sebagai cara yang 'menyiksa'. 

Namun demikian, gambaran metode itu ternyata tak menyusutkan orang untuk menggunakan bantuan itu. Peneliti menemukan pada rentang 2008 hingga 2009, bantuan kematian itu telah menarik jumlah 'wisatawan' bunuh diri dengan bantuan ke Swiss.

Peneliti menambahkan ketersediaaan bantuan kematian di Swiss itu mendorong perubahan perundang-undangan dan menuai perdebatan serius di Jerman, Inggris, Perancis dan beberapa negara lain yang warganya memanfaatkan bantuan itu. 

Tapi ada pihak yang meragukan adanya dorongan perubahan peraturan itu. Dr Charles Foster, dari Green Templeton College, University of Oxford, Inggris mengatakan tak yakin hal itu terjadi di Inggris. Menurutnya ada dua relasi antara penggunaan bantuan bunuh diri dengan kebijakan bunuh diri dengan bantuan di Inggris. 

"Pertama, soal liberalisasi opini publik yang muncul secara alami, karena secara tak rasional dengan kebiasaan," kata dia. 

Alasan selanjutnya yaitu pengakuan publik yang perlahan berkembang bahwa ada sesuatu problem kalau tidak moral, ketidaknyamanan tentang pekerjaan bantuan kematian, yang dilakukan negara lain.

Untuk itu ia berpendapat, bagaimanapun fenomena peningkatan bantuan kematian tidak untuk mendorong perubahan hukum Inggris. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya