Fishlog, Aplikasi Anak Bangsa Bantu Nelayan Mendunia

Nelayan saat senja di Pulau Tikus, Bengkulu
Sumber :
  • VIVAlife/Harry Siswoyo
VIVAnews
Soal Cincin di Jari Manis dan Dilamar di Bali, Ini Kata Syifa Hadju
- Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lautan begitu luas. Ternyata hal itu masih belum didukung dengan palaporan hasil tangkapan ikan yang memadai. Maka dari itu, dirancang aplikasi khusus untuk nelayan.

Ada Banyak Cerita! Dude Harlino dan Alyssa Soebandono Ungkap Proses Kelahiran Anak Perempuan Pertama

Muhammad Iqbal, peneliti dari Center for Oceanography and Marine Technology, Surya University, mengatakan aplikasi yang bernama Fishlog ini memungkinkan nelayan dapat mengisi pelaporan hasil penangkapan ikan, serta di mana lokasinya, tanpa perlu bersusah payah mencatat secara tradisional.
6 Cara Ampuh dan Mudah Bersihkan Mika Lampu Mobil yang Kusam


Lebih lanjut lagi, Iqbal menambahkan adanya ancaman Eropa bagi nelayan Indonesia yang sering tidak dilengkapi dengan dokumen lengkap seperti laporan selama aktivitas nelayan di laut.

"Permasalahan perikanan di Indonesia itu, kita tak tahu seberapa besar tangkapan dan di mana tempatnya. Itu efeknya luas kalau mau ekspor. Kalau tak ada dokumen legal, di mana tangkapannya dan sebagainya, itu bisa di
-banned
," ungkapnya ketika ditemui di Surya Research & Education, Selasa kemarin.


Nelayan yang sudah menginstal Fishlog di
smartphone
androidnya akan dilacak keberadaannya. Hal tersebut yang akan dicatat untuk dijadikan sertifikasi buat ekspor nanti.


Selain itu juga, untuk memenuhi kebutuhan nelayan, aplikasi Fishlog dilengkapi dengan sejumlah fitur yang dapat menunjang aktivitas nelayan.


"Supaya aplikasi kami di-
instali
, kami bikin yang nelayan butuh, seperti ramalan cuaca 10 hari ke depan. Kita kasih juga s
haring
harga ikan antar nelayan. Begitu pulang dia tahu harus jual di mana dan harganya berapa," ujar Iqbal.


Dengan adanya fitur
sharing
harga itu, tambah Iqbal, nelayan dapat mengetahui harga jual ikan berapa dan terhindar dari penipuan.


"Nelayan yang mau mengisi di fitur itu misalnya yang di Jakarta, Cirebon, atau Sumatera, mereka mengisi harga jual. Nelayan di daerah lain tahu perbandingannya, jadi tidak
dimainin
tengkulak karena tahu harganya yang wajar berapa," paparnya.


Iqbal menjelaskan, pihaknya saat ini sedang mendekati para kelompok nelayan untuk menggunakan aplikasi ini yang memiliki banyak manfaat bagi mereka untuk ke depannya.


"Tak perlu semua. Cukup satu aplikasi di kelompok nelayan pakai, dia dapat sertifikasi untuk ekspor kalau misalkan dia mau ekspor," paparnya.


Iqbal menambahkan Fishlog ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat nelayan. Jadi, keberadaan aplikasi tersebut di Play Store tidak terlalu menjamin dipakai nelayan, meskipun ia akan tetap memajangnya di Play Store dan mengharap dapat mencapai target 2,5 juta pengguna.


"Kalau kami (pasang) di Playstore kan nelayan tidak tahu. Jadi, kami dekati kelompok nelayan. Kami sudah sosialisasi di Rembang, salah satunya," ujar dia.


Para peneliti tersebut tak ingin membebani nelayan lebih jauh karena harus bayar ketika menggunakan aplikasi Fishlog.


"Kami sedang mempromosikan ke sana ke mari, tidak hanya ke nelayan tapi ke operator telekomunikasi juga agar provider tersebut mau mendanai CSR, sehingga kami tetap kasih gratis bagi nelayan. Dana itu cuma
maintenance
ke kita saja," kata Iqbal.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya