Meski Ompong, Pterosaurus Ini Penguasa Angkasa

Pterosaurus tak bergigi
Sumber :
  • Live Science
VIVAnews
Penyebaran Narkoba Jenis Fentanil Jadi Ancaman Global
- Meski tak bergigi, ukurannya yang besar dan sayapnya yang lebar, membuat pterosaurus ini menjadi penguasa di udara. Setidaknya, berkuasa pada 60 juta tahun lalu.

ASN dari 25 Instansi Sudah Siap Pindah ke IKN

Live Science
Jelang Satgas RAFI, Dirut Pertamina Patra Niaga Gerak Cepat Cek Kesiapan Layanan Avtur di Lapangan
, Rabu 20 Agustus 2014, menyebutkan jika pterosaurus dari keluarga Azhdarchidae ini memiliki sayap berukuran 39 kaki. Mahluk ini diprediksi mempunyai peran yang penting diakhir ekosistem Cretaceous.

Penelitian menunjukkan jika gigi pterosaurus itu menghilang seiring dengan semakin tingginya kadar karbondioksida, yang juga membunuh mahluk laut mikroskopis. Ini juga yang memicu kepunahan masal sekitar 90 juta tahun lalu.


"Pergeseran dalam dominasi pterodactyloids bergigi menjadi tak bergigi tampaknya mencerminkan beberapa perubahan dasar dalam ekosistem Cretaceous. Sayangnya kita masih kurang memahami ekosistem tersebut," ujar Alexander Averianov dari Russian Academy of Sciences.


Penelitian fosil menunjukkan jika pterosaurus merupakan vertebrata terbang dan menguasai udara sekitar 220 juta tahun lalu. Penelitian yang dipresentasikan pada 2012 di Geological Society of Amerika menunjukkan, saking lebar dan besarnya, terkadang mereka membutuhkan waktu lama untuk melakukan manuver saat mendarat.


Sedangkan Azhdarchidae, diambil dari bahasa Persia 'adarha' yang berarti naga, adalah mahluk hidup yang tidak bergigi dan hidup di akhir zaman Cretaceous, sekitat 70 juta tahun lalu.


Peneliti tidak memiliki banyak informasi terkait pterosaurus karena fosil yang ditemukan tidak lengkap. Tulang Pterosaurus rentan pecah ketimbang tulanmg dinosaurus lain sehingga tidak banyak yang bertahan. Kebanyakan fosil Azhdarchidae pterosaurus terbenam di dalam sedimen halus yang disebut Konservat-Lagerstten.


"Azhdarchidae saat ini dianggap sebagai mimpi buruk bagi taksonomis pterosaurus," kata Averianov.


Dalam review Azhdarchidae di 2008, peneliti memerika 32 tulang. Namun Averianov ternyata menemukan ada 54 fosil Azhdarchidae. 51 tulang dan 3 jejak yang sudah purba. Burung terbang raksasa itu sejatinya bisa hidup di mana saja. Namun lama kelamaan, sedimen itu membuat mereka nyaman. Averianov menemukan jika kebanyakan pterosaurus tak bergigi itu hidup di sekitar danau dan sungai, atau di bibir-bibir pantai.


Sekitar 13 persen dari fosil pterosaurus itu ditemukan di sedimen danau. 17 persen ditemukan di sedimen sungai, sedangkan 17 persen di dataran pantai, 18 persen di muara atau kanal, dan 35 persen di sedimen laut.


Sebagai upaya untuk mempelajari lebih lanjut mengenai evolusi pterosaurus, ilmuwan menciptakan sebuah database online dari fosil itu, yang bernama PteroTerra. Database ini bisa memetakan distribusi dari mahluk purba Azhdarchidae dengan menggunakan Google Earth.


Penelitian taksonomi baru terhadap pterosaurus ini dipublikasikan pada 11 Agustus 2014.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya