Awan Debu Menara 9/11 Bahaya Bagi Ibu Hamil

Tragedi penabrakan menara kembar WTC 11 September 2001.
Sumber :
  • REUTER/STR New
VIVAnews - Situs dekat bekas reruntuhan menara kembar World Trade Center (WTC) menjadi momok bagi wanita hamil yang tinggal di sekitarnya. Debu dari reruntuhan menara kembar itu berdampak buruk bagi jabang bayi.
Eks Anak Buah SYL Sebut BPK Minta Uang Rp12 Miliar untuk WTP, KPK Ultimatum Begini

Sebuah riset yang dilakukan Woodrow Wilson School of Public and International Affairs Princeton University, Amerika Serikat menemukan wanita hamil yang tinggal di sekitar WTC akan mendapatkan masalah. Kelahirannya prematur dan bayi yang lahir disebutkan memiliki bobot yang kurang. Bahkan bayi yang lahir, kebanyakan bayi laki-laki yang baru lahir, harus masuk dalam perawatan intensif di ICU khusus.
Inisiatif untuk Menekan Dampak Pemanasan Global Terus Dilakukan

Mengutip Science Daily, Selasa 19 Agustus 2014 hal ini membuat masyarakat sekitar WTC heran, terlebih lagi bagi para wanita yang tengah mengandung.
Turnamen Internasional: Persija dan PSIS Hadapi 2 Klub Liga Malayisa di JIS

"Studi sebelumnya dampak kesehatan mengenai paparan rahim pada awan debu menara 9/11 telah menunjukkan sedikit bukti dari dampak yang konsisten. Ini merupakan teka-teki mengingat 9/11 merupakan salah satu bencana lingkungan terburuk yang pernah menimpa New York City," ujar peneliti studi Janet Currie. 

Ditambahkan Currie, penelitiannya telah membongkar teka-teki tersebut, dan menemukan wanita yang tinggal di sekitar paparan awan debu 9/11 memiliki pengalaman berbeda dibanding wanita yang berada di luar area New York City. 

Area yang terpengaruh paparan awan debu 9/11 disebutkan yaitu Lower Manhattan, Battery Park City, SoHo, TriBeCa, Civic Center, Little Italy, Chinatown dan Lower East Side.

Ada apa dengan awan debu sekitar bekas menara WTC?

Peneliti akhirnya menguak runtuhnya menara kembar akibat serangan dua pesawat terbang pada 2001 silam itu memang berdampak serius. Disebutkan runtuhan gedung itu menciptakan sebuah zona tekanan udara negatif yang mendorong debu dan asap ke jalanan sekitar situs WTC. 

Sementara studi sebelumnya yang menunjukkan paparan lingkungan awan debu WTC berdampak dengan efek samping signifikan kesehatan warga dewasa dan pekerja darurat. 

Dalam studi peneliti mendata semua kelahiran yang berdekatan dengan peristiwa nahas 11 September 2001 di New York. Data bayi itu kemudian dibandingkan.

Hasilnya, peneliti menemukan wanita yang melahirkan dalam 3 bulan pertama sejak peristiwa 9/11 mendapatkan paparan berbahaya awan debu itu dua kali lipat dan memiliki kemungkinan kelahiran prematur. Belum cukup di situ, bayi yang lahir prematur juga cenderung lebih memiliki problem komplikasi kelahiran dan bobot bayi sangat rendah. Bayi terdampak ini akhirnya lebih mungkin dirawat di instalasi darurat. 

Penelitian ini juga melibatkan Hannes Schwandt, rekan Currie dan Henry Putman, Direktur Departemen ekonomi dan Pusat Kesehatan dan Kesejahteraan Wilson School. Studi ini telah dipublikasikan di National Bureau of Labor Economics, Agustus ini.  (ita)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya