Peneliti Dalami Gen Anti Loyo pada Manusia

Ilustrasi gen
Sumber :
  • iStock
VIVAnews - Seorang yang beranjak lanjut usia umumnya mengalami penurunan kekuatan tubuh. Seiring makin bertambahnya usia, manusia mengalami kelemahan, yang ditandai dengan penurunan berat badan.
Jeep Rubicon Mario Dandy Dilelang dengan Harga Limit Rp809 Juta, Intip Spesifikasinya

Kondisi ini tak jarang mengakibatkan para manula mengalami penurunan aktivitas dan mobilitas. Kelemahan itu kemudian meningkatkan risiko cedera dan kematian. 
Pesan Vicky Prasetyo Jika Meninggal Dunia, Minta Hal Ini ke Keluarga

Namun, kini, peneliti Albert Einstein College of Medicine of Yeshiva University, New York Amerika Serikat, berkeyakinan kaum manula nantinya bakal tetap melanjutkan masa tuanya tanpa mengalami kelemahan. 
Intip Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23

Melansir Science Daily, Senin 11 Agustus 2014, disebutkan peneliti mempelajari peran genetika yang mampu melindungi atas kelemahan. Peneliti berkeyakinan dengan mengetahui peran genetik itu, bisa dioptimalkan untuk kaum manula agar bisa tetap kuat di masa senja mereka. 

"Orang-orang yang mengalami kelemahan lebih rentan atas komplikasi serius dari jatuh sakit, operasi, serta lebih mudah terkena infeksi," kata salah satu peneliti, Dr. Joe Verghese.

Verghese menekankan, peneliti mendalami gen dari para kaum manula yang usianya lebih dari 100 tahun. Dengan mempelajari gen pada manula ini, peneliti yakin bisa membantu menemukan cara agar mencegah dan mengobati penurunan fisik pada manula. 

Gen Kaum Yahudi

Proyek penelitian ini melibatkan penelitian dari LonGenity Research Study dari Albert Einstein College of Medicine of Yeshiva University.

Studi ini dibangun berdasarkan proyek gen yang telah berjalan selama belasan tahun, Longevity Genes Project. Proyek ini selama 15 tahun mendalami lebih dari 500 gen Yahudi Ashkenazi atau dikenal Yahudi Eropa Timur. 

Rata-rata usia kaum ini lebih dari 95 tahun. Proyek Longevity Genes membandingkan genetika dari kaum manula yang mencapai 100 tahun dan anak-anak mereka. 

Disebutkan selama satu dekade terakhir, tim peneliti telah mengidentifikasi beberapa penanda biologis, yang bertanggung jawab atas umur panjang manula itu. 

"Kami telah menunjukkan peserta centenarian (kaum manula yang mencapai usia 100 tahun lebih), memiliki keuntungan genetik yang signifikan dari populasi umum. Varian genetik langka mereka telah memungkinkan mereka hidup lebih lama, hidup sehat dan secara signifikan menghindari serta menunda penyakit usia seperti Alzheimer dan diabetes tipe 2," jelas Dr. Nir Barzilai, Direktur Institute for Aging Research Albert Einstein College of Medicine of Yeshiva University. 

Selain dua peneliti itu, riset ini juga melibatkan para pakar kedokteran di Montefiore Medical Center, New York AS. Riset ini telah mendapatkan dana hibah dari Lembaga Kesehatan Nasional (NIH) AS senilai US$3,3 juta atau setara Rp38,8 miliar. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya