Modus Baru, Hacker Meretas Lewat USB

USB yang dijadikan alat mata-mata oleh Rusia
Sumber :
  • La Stampa
VIVAnews
Ditanya Kontrak STY, Erick Thohir Sebut Sepakbola Indonesia di Jalur yang Tepat
- Ketika para pengguna komputer meningkatkan keamanan di sektor yang lebih besar, ternyata peretas untuk justru menyusup melalui perangkat kecil. Hal itu diungkapkan oleh peneliti yang menyatakan modus terbaru para peretas kali ini memanfaatkan perangkat USB seperti mouse, keyboard, dan flashdisk.

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”

Semua perangkat mini itu dapat digunakan para hacker yang ingin menguasai data personal di komputer pribadi korbannya. Pasalnya, perangkat USB cukup potensial dalam menghindari semua jenis perlindungan keamanan.
Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia


Dilansir
Reuters
, Jumat, 1 Agustus 2014, Kepala peneliti dari Security Research Labs (SR Labs), Karsten Nohl, mengatakan bahwa peretas bisa membuat perangkat lunak berbahaya meski ukurannya kecil. Meski biaya chip USB rendah, hal tersebut dapat mengontrol fungsi perangkat yang sudah dirancang khusus dengan kode mereka.


"Anda tidak bisa mengatakan di mana virus itu berasal. Hal ini hampir seperti trik sulap," ujar Nohl.


Nohl menjelaskan perusahaannya telah melakukan uji serangan dengan menulis kode berbahaya ke kontrol chip USB yang digunakan dalam flashdisk dan smartphone. Sesaat, perangkat USB terpasang ke komputer, perangkat lunak berbahaya itu dapat mendata keystrokes (perekam ketikan), memata-matai komunikasi korban, dan menghacurkan data.


"Komputer tidak mendeteksi infeksi ketika perangkat tercemar saat dimasukkan ke dalam PC, karena program antivirus dirancang hanya untuk memindai perangkat lunak yang ditulis ke memori dan tidak memindai 'firmware' yang mengontrol fungsi perangkat tersebut," ucap Nohl.


Nohl tidak heran bila badan-badan intelijen seperti Badan Keamanan Nasional AS (NSA) menggunakan serangan melalui teknik tersebut.


SR Labs menguji teknik ini dengan menginfeksi chip pengontrol yang dibuat oleh produsen utama Taiwan, Phison Electronics Corp dan menempatkan mereka ke dalam memori drive USB dan telepon pintar yang menjalankan sistem operasi Android Google.


Peretas, menurut Nohl, memiliki kemungkinan tinggi akan merusak jenis chip pengontrol lain, bila sekali terinfeksi dapat merembet menginfeksi mouse, keyboard, dan perangkat lain yang terhubung melalui USB.


"Peretas akan memperoleh akses untuk mengontrol ke komputer yang terkoneksi USB dengan menginstruksikan untuk mengunduh program jahat dibawah perintah yang datang dari keyboard. Selain itu juga, mampu mengubah pengaturan jaringan DNS pada komputer yang mengarahkan rute lalu lintas internet ke server berbahaya. Setelah terinfeksi komputer itu, 'racun' tersebut tidak bisa dihapus," kata Kepala Penelitian SR Labs.


Seorang Profesor teknik elektro dari Unversitas Bochum di Jerman mengatakan dengan adanya temuan ini, akan memaksa pembaharuan teknologi pada USB dan meminta para produsen untuk melindungi chip yang dapat mengagalkan setiap serangan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya