Sumber :
- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVANews
- Dalam laporan keuangan di kuartal kedua tahun ini, pendapatan perusahaan telekomunikasi asal Korea, Samsung, turun. Samsung pun menyalahkan persaingan pangsa pasar smartphone yang tidak adil.
Dilansir Businees Insider , Kamis 31 Juli 2014, Samsung menyalahkan para pembuat smartphone lainnya di Tiongkok dan Eropa yang meningkat, sehingga pendapatan Samsung kuartal kali ini turun. Beberapa perusahaan lain mampu memproduksi telepon pintar dengan fitur yang serupa dengan ponsel Samsung, namun harganya lebih murah.
Dilansir Businees Insider , Kamis 31 Juli 2014, Samsung menyalahkan para pembuat smartphone lainnya di Tiongkok dan Eropa yang meningkat, sehingga pendapatan Samsung kuartal kali ini turun. Beberapa perusahaan lain mampu memproduksi telepon pintar dengan fitur yang serupa dengan ponsel Samsung, namun harganya lebih murah.
Selain itu, perusahaan telekomunikasi yang dipimpin oleh JK Shin ini juga menyalahkan kenaikan biaya dalam produksi smartphone unggulannya, yaitu Galaxy S5.
Mengenai jumlah ponsel yang terjual, Samsung enggan untuk membeberkan. Namun, mereka berharap di babak kedua tahun ini dapat meluncurkan produk unggulan dan model baru.
Di kuartal kedua ini, Samsung melaporkan penurunan akibat penjualan smartphone yang tidak mencapai target. Untuk laba operasional mendapat 7,9 triliun won atau sekitar Rp81 triliun dari tahun lalu yang menghasilkan 9,53 triliun won.
Sedangkan untuk pendapatan, di tahun sebelumnya mencapai 57,46 triliun won, kini turun sekitar 52,35 triliun won atau setara dengan Rp590 triliun.
"Samsung memiliki pilihan untuk memotong sedikit harga smartphone-nya karena pelanggan memiliki alasan membayar dua atau tiga kali lipat lebih murah untuk harga ponsel Galaxy pesaing yang dibuat oleh merek dari Tiongkok," ujar pengamat seperti dikutip
Wall Street Journal.
Para pengamat memperkirakan, Samsung kini sedang meningkatkan fokus pembuatan telepon pintar berharga di bawah US$200. Selain itu mereka juga berupaya menemukan cara memproduksi ponsel high-end (berkelas) yang lebih hemat biaya. (ita)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Selain itu, perusahaan telekomunikasi yang dipimpin oleh JK Shin ini juga menyalahkan kenaikan biaya dalam produksi smartphone unggulannya, yaitu Galaxy S5.