Perangi Software Penyembunyi Identitas, Rusia Siapkan Rp1,2 Miliar

Sumber :
  • REUTERS/ Kacper Pempel
VIVAnews
INFOGRAFIK: Jadwal Sistem One Way dan Contra Flow Tol Trans Jawa Mudik-Arus Balik Lebaran 2024
- Pemerintah Rusia mencari berbagai cara untuk bisa mendeteksi hacker yang menggunakan software Tor. Perangkat lunak ini bisa menyembunyikan identitas dan lokasi orang yang menggunakannya sehingga sulit untuk dilacak.

Menko PMK Murka, Bus Lama Dicat Baru Jelang Libur Lebaran 2024

Cara Rusia ini memang cukup menggiurkan. Uang sebesar US$110 ribu (sekitar Rp1,2 miliar) disiapkan untuk mereka yang bisa meng-crack software tersebut. Pemerintah Rusia beralasan, cara ini hanya sebagai upaya untuk memastikan pertahanan dan keamanan negara mereka.
Ragnar Oratmangoen Ingin Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia


Dilansir melalui
BBC
, Selasa, 29 Juli 2014, sayembara ini diumumkan oleh Menteri Dalam Negeri Rusia. Kontes yang digelar seja 11 Juli hingga 13 Agustus ini hanya diperuntukkan bagi warga Rusia.


Pengguna software Tor memang kebanyakan adalah hacker atau penjahat dunia maya yang ingin mengaburkan identitas dan lokasi yang ditempati. Mereka melakukan ini agar keberadaan dan aksi mereka tidak terlaca oleh pemerintah manapun. Tor menyembunyikan identitas dan lokasi dengan cara mengirim data pada jalur yang berbeda-beda di mesin jaringan yang digunakan. Tor juga menambagan enkripsi dalam setiap tahapannya sehingga informasi yang dapat terlihat tidak menunjukkan kesamaan, baik dari sisi identitas maupun lokasi pengguna.


Rusia merupakan negara pengguna Tor terbanyak. Menurut laman Guardian, lebih dari 210.000 orang di negara tersebut menggunakan Tor.


Negara Putin ini memang belakangan mulai menggalakkan pertahanan dan keamanan di internet. Bahkan baru-baru ini, parlemen Rusia telah menyetujui undang-undang baru terkait internet dan TI. Dalam UU tersebut, perusahaan internet manapun wajib mengirimkan data personal warga Rusia yang ada dalam daftar pengguna perusahaan tersebut.


Buatan Amerika


Tor sejatinya merupakan software yang dibuat di Laboratorium Riset US Naval. Software ini digunakan oleh siapa yang yang ingin mengirimkan informasi melalui internet tanpa takut terlacak.


Tor selama ini digunakan oleh jurnalis dan pejabat penegak hukum. Namun belakangan, fungsinya mulai terasa hebat dirasakan oleh para kriminal, termasuk bandar narkoba, penjual manusia dan lainnya.


Software ini dikenal oleh banyak orang setelah Edward Snowden mengungkapnya dalam dokumen rahasia terkait mata-mata Amerika. Snowden pun hingga saat ini masih menggunakan software tersebut untuk berkomunikasi.


Dalam dokumen yang dipaparkan Snowden dikatakan bahwa NSA Amerika dan GHCQ Inggris berupaya untuk meng-crack siapapun pengguna jaringan Tor.


Dalam laporan keuangan Projek Tor 2013, sebuah grup pengembang yang mengklaim me-maintain perangkat yang digunakan untuk mengakses Tor, mengkonfirmasi jika departemen Pertahanan (DoD) Amerika berada di belakang pengembangan Tor.


DoD diklaim telah mengirinkan US$830.000 kepada grup SRI International. Grup tersebut menggambarkan diri mereka sendiri sebagai pusat riset non-profit yang independen.


Selain DoD, beberapa institusi pemerintah lain di Amerika berkontribusi sebanyak US$1 juta. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya