Ditemukan, Virus Baru yang Hidup Pada Setengah Populasi Dunia

Virus corona dalam pantauan mikroskop
Sumber :
  • REUTERS/HPA
VIVAnews - Peneliti telah menemukan sebuah virus baru yang mengejutkan dalam usus manusia. Virus yang dinamakan peneliti crAssphage diklaim bisa ditemukan pada sekitar setengah populasi dunia. 
Generasi Muda Harus Cerdas Finansial Dalam Menabung dan Kelola Keuangan

Peneliti sejauh ini belum mengetahui secara detail apa yang dilakukan virus itu, apakah virus meningkatkan kesehatan atau justru memengaruhi kerentanan tubuh pada kondisi tertentu.
Kondisi Tragis di Gaza, FYP Minta Yordania-Mesir Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan

Melansir Live Science, Sabtu 26 Juli 2014, para peneliti San Diego State University, Amerika Serikat, mengungkapkan petunjuk virus itu pertama kali ditemukan usai peneliti menganalisa DNA dari sampel tinja 12 orang. 
Heru Budi Didesak Segera Bangun Proyek Pengelolaan Sampah Sunter yang Mangkrak 5 Tahun

Robert Edwards, profesor bioinformatika universitas itu mengatakan, bertolak dari studi itu, peneliti menemukan sekelompok DNA virus yang pada semua sampel memiliki kesamaan. 

Merasa ada yang aneh, peneliti menindaklanjuti dengan mencari database luas urutan genetik virus pada yang diambil dari orang yang tinggal di berbagai nebua. Tujuannya ingin melacak urutan DNA virus itu. 

Alhasil, pelacakan menemukan virus ada pada 75 persen sampel kotoran manusia. Uniknya, beberapa sampel berasal dari orang yang sama. Edwards mengatakan, kemudian peneliti berpandangan virus bisa terjadi pada setengah populasi dunia. 


Infeksi bakteri usus

Nah, terkait bagaimana bisa virus itu bisa tak diketahui dalam waktu yang lama, peneliti menduga salah satunya karena pelacakan terbaru peneliti membandingkan DNA sampel satu sama lain untuk mencaru urutan. 

Sementara itu, pada studi sebelumnya, peneliti hanya membandingkan DNA sampel hanya pada urutan DNA yang sudah diketahui saja.

"Kami melakukan beberapa jenis perbandingan dan melompat dari sesuatu yang penting, sebab perbandingan itu melimpah," kata Edwards.

Peneliti mengatakan virus crAssphage, yang diidentifikasi sebagai bakteriofag, yang berarti menginfeksi bakteri. Disebutkan, kemungkinan virus ini menginfeksi jenis yang sangat umum dari bakteri usus, Bacteroidetes. Ada dugaan lain, virus itu terlibat dalam mengendalikan jumlah bakteri Bacteroidetes dalam usus. 

Peneliti menambahkan, meski studi telah menunjukkan DNA virus ada secara alami, peneliti belum bisa mengambil virus untuk direplikasi di laboratorium. Bahkan peneliti mengaku belum bisa mendapatkan gambar virus. "Kami tahu virus itu ada, tetapi kami tak bisa menangkap virus," ujarnya. 

Studi ini dianggap sangat bernilai dalam menguak interaksi virus dengan bakteri dalam usus. 

"Pasti ada banyak jalan riset, penemuan ini akan menguak," ujar Dr Amesh Adalja, dokter penyakit menular University of Pittsburgh uang juga wakil dari Infectious Disease Society of America. Adalja tak terlibat dalam penelitian itu. 

Studi ini, telah diterbitkan dalam jurbal Nature Communications edisi 24 Juli lalu. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya