Mengapa Warga Tibet Bisa Tahan Dingin dan Ketinggian?

Kathmandu
Sumber :
  • Richard I'Anson/ Lonely Planet

VIVAnews - Sebuah studi terbaru mengungkapkan rahasia kekuatan orang-orang Tibet. Selama ini, banyak spekulasi mengenai misteri mengapa orang Tibet bisa bertahan di dataran tinggi, dengan kadar oksigen yang rendah tanpa merasakan pusing.

Para ilmuwan menyatakan bahwa orang Tibet memiliki gen khusus yang dapat menipiskan darah, sehingga mampu mengatasi kekurangan oksigen di pegunungan tinggi.

Melansir berita Reuters, Kamis 3 Juli 2014, kemampuan orang Tibet ini merupakan warisan dari Denisovans, kerabat modern manusia yang hidup 50 ribu tahun lalu.

Gaji di Timnas Miliaran, Pelatih Shin Tae-yong Mudah Beli Hyundai Palisade tiap Bulan

Manusia purbakala Denisovan diperkirakan melakukan perkawinan dengan nenek moyang mereka. Inilah, kemudian yang memungkinkan warga Tibet mampu bertahan di ketinggian 15 ribu kaki, atau sekitar 4.500 di atas permukaan laut.

Diketahui, orang yang tidak memiliki gen khusus akan mengalami kesulitan saat berada di ketinggian yang berdampak pada tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, melahirkan bayi dengan berat badan tidak ideal, bahkan mengakibatkan tingginya kematian bayi dalam kandungan.

Sedangkan Denisovan merupakan manusia kuno. Keberadaannya dikenali, setelah ditemukan fosil manusia purba yang berbeda dengan Homo Sapiens lain di sebuah gua di Siberia. Dari tes DNA menunjukkan bahwa Denisovan berbeda dengan Neanderthal.

"Temuan ini menunjukkan bahwa pertukaran gen melalui perkawinan dengan spesies yang telah lama punah dalam evolusi manusia memiliki peranan penting daripada yang diperkirakan sebelumnya," ujar Rasmus Nielsen, profesor komputasi biologi di University of California, Berkeley, dan University of Copenhagen.

Dari temuan itu, peneliti menyebutkan gen dari spesies manusia kuno telah membantu manusia modern untuk menyesuaikan diri dengan kondisi kehidupan yang berbeda.

"Seperti pertukaran gen dengan spesies lain yang membantu manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang dihadapi, ketika mereka menyebar keluar dari Afrika menuju seluruh dunia," ucap Nielsen.

Dilansir Australian Broadcasting Corporation (ABC) News, dalam studi tersebut mereka melakukan penelitian genetika terhadap 40 orang tibet dan 40 orang Han Tiongkok.

Dari hasil genetika tersebut, menunjukkan hampir seluruhnya, sekitar 90 persen warga Tibet memiliki varian gen yang mampun bertahan di ketinggian, sedangkan sisanya berasal dari Han Tiongkok. (asp)

Neta Mulai Rakit Mobil Listrik di Indonesia
Pemain Timnas Indonesia, Nathan Tjoe-A-On

Ini Alasan Nathan Tjoe-A-On tak Ambil Penalti saat Timnas Indonesia Tekuk Korea Selatan

Sosok Bek Timnas Indonesia U23, Nathan Tjoe-A-On tidak mengambil penalti saat Garuda Muda menaklukkan Korea Selatan di perempatfinal Piala Asia U23 Jumat, 26 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024