Rp10 Triliun untuk Riset Bisa Tingkatkan Gairah Ristek RI

Pemprov DKI Jakarta Akan Tambah Pasokan Air Bersih Pada 2015
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
Khofifah: Alumni UNAIR Harus Tingkatkan Kualitas SDM untuk Bangun Indonesia
- Dalam debat capres putaran ke-4, calon wakil presiden Hatta Rajasa sempat melontarkan rencana untuk memberikan dana riset Indonesia sebesar Rp10 triliun. Rencana ini dianggap memberikan gairah baru bagi dunia riset dan teknologi di Tanah Air.

Timnas Indonesia U-23 Tak Gentar dengan Rekor Mengerikan Korea Selatan

Dana Rp10 triliun itu akan difokuskan pada bidang prioritas dan mempercepat difusi penelitian. Hatta berharap, dengan jumlah dana ini, penelitian dapat segera diterapkan untuk sektor penting seperti pangan, energi, transportasi, kesehatan, dan sebagainya.
Aniaya Pecalang di Bali, Polisi Tangkap Dua Bule Amerika


Ungkapan janji yang dilontarkan oleh cawapres yang berpasangan dengan calon presiden Prabowo Subianto itu disambut baik oleh Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Marzan Aziz Iskandar.


"Saya kira itu sebuah ucapan yang baik untuk kegiatan riset dengan tambahan dana anggaran tersebut," ujar Marzan saat dihubungi
VIVAnews
, Selasa, 1 Juli 2014.


Namun, menurut dia, Indonesia sebagai negara berkembang, tambahan tersebut masih kurang untuk memenuhi penelitian dan pengembangan teknologi yang signifikan aktivitasnya.


"Untuk negara maju anggarannya seharusnya tiga persen dari
gross domestic product
(GDP)," ungkapnya.


Marzan mengungkapkan, dana riset yang dimiliki BPPT pada 2014 yakni Rp822 miliar. Pasokan dana sebesar ini cukup membuat penelitian mereka terganggu. Apalagi ditambah dengan adanya pemotongan sebesar 16 persen.


"Sungguh berpengaruh. Kegiatan yang sudah disiapkan harus terganggu dan kegiatan mereka jadi tidak normal," ucapnya.


Pemotongan itu, dia melanjutkan, dilakukan karena adanya defisit migas, sehingga semua kementerian mengalami pemotongan anggaran. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya