Ilmuwan Ungkap Kekuatan Doa Bersama

Umat Muslim Gelar Doa Bersama Untuk Penumpang Malaysia Airlines
Sumber :
  • REUTERS/Edgar Su
VIVAnews - Jangan remehkan dengan kekuatan doa, terlebih doa bersama. Ritual spiritual itu menjadi sorotan sebuah studi baru pakar sosiologi Universitas Connecticut, Amerika Serikat. 
5 Makanan yang Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah untuk Penderita Diabetes

Studi baru itu secara khusus menemukan doa memiliki fungsi sebagai "menjembatani praktik budaya" dalam entitas kelompok masyarakat yang beragam. Termasuk doa bersama lintas umat beragama, melansir Eurekalert.org, Rabu 25 Juni 2014.
Persib vs Bhayangkara FC Imbang, Begini Komentar Bojan Hodak

"Praktik-praktik dia yang kami amati tampaknya memainkan peran penting dalam mengikat kebersamaan peserta di atas perbedaan ras dan sosial ekonomi yang signifikan," ujar Ruth Braunstein, profesor sosiologi Universitas Connecticut, yang menjalankan studi bersama dua pakar sosiologi lain, yaitu Richard L.Wood (University of New Mexico) dan Brad R.Fulton (Duke University). 
Golkar: Kabinet Tidak Boleh Dibatasi karena Prerogatif Presiden

Studi ini mengamati praktik doa bersama pada kelompok masyarakat dan organisasi yang beragam secara ras maupun status sosial ekonomi. 

Braunstein mengatakan ritual doa bersama dilakukan bersama dengan pemeluk tradisi iman, merayakan keragaman kelompok itu dan mendorong individu untuk berinteraksi satu sama lain. 

Doa satukan perbedaan

Studi ini menganalisis praktik doa bersama dari data yang dikumpulkan Studi Nasional Koalisi Masyarakat Berbasis Keimanan. Dari data itu peneliti menemukan praktik keagamaan justru jauh sebagai sumber perpecahan. Praktik keagamaan itu malah memainkan peran pemersatu, yang mencakup lintas tradisi keimanan seperti Kristen, Yahudi, maupun Islam. 

Braunstein mengatakan, selama pengamatan dua tahun, ditemukan doa kelompok lintas agama menghiasi sekitar 75 persen dari pertemuan keragaman antar entitas masyarakat dan organisasi. Doa diyakini menjadi aktivitas yang membangun identitas bersama di atas perbedaan.

Studi juga menemukan semakin besar keragaman kelompok, maka semakin besar kelompok yang diteliti memasukkan praktik doa dalam kegiatan rutin mereka. 

Richard Wood mengatakan, masyarakat Amerika dapat belajar banyak dari organisasi yang secara tulus berjuang merangkul keragaman.
 
"Karena dalam dekade mendatang, kita akan menjadi masyarakat dengan tingkat ketidaksetaraan pendapatan yang tinggi, juga perbedaan mayoritas-minoritas," ujar wood. 

Cara lain 

Peneliti mengatakan praktik doa bersama ini memang sangat tak disukai oleh kelompok keagamaan konservatif, namun ada cara lain untuk menyatukan kekuatan bersama tanpa melalui kekuatan berbasis praktik agama. 

Peneliti menunjukkan, misalnya ritual berbagi makanan, bermain olahraga atau membaca literatur bersama bisa membangun manfaat dari keragaman anggota. 

"Organisasi cenderung efektif bila mereka (anggota) terlibat, bukan menghindari berbagai latar belakang di antara anggota," tegas Fulton. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya