Studi: Berjemur Bisa Bikin Kecanduan

Warga berjemur di Central Park, New York
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews
Saksi Ungkap SYL Setoran Uang Bulanan ke Istri Hingga Puluhan Juta
- Menghabiskan waktu untuk berjemur di bawah sinar Matahari ternyata bisa menimbulkan kecanduan. Temuan ini
Sudah Menjenguk, Ayah Chandrika Chika Gak Nyangka Anaknya Pakai Narkoba
didapat setelah dilakukan penelitian oleh tim dari Harvard Medical School.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Temui Presiden Jokowi di Istana

Para peneliti tersebut melakukan penelitian dengan melibatkan tikus. Dalam eksperimen tersebut, tikus mendapatkan paparan sinar ultraviolet yang berkelanjutan. Paparan yang terlalu sering pada tubuh tikus membuat tikus menjadi kecanduan sinar Matahari.

Sebelumnya, memang banyak peneliti yang mengungkapkan adanya zat adiktif pada sinar Matahari. Namun, beberapa peneliti lain menganggap "kecanduan" sinar Matahari merupakan hal yang terlalu berlebihan.


Proses menghitamkan kulit dengan cara berjemur di bawah sinar Matahari lebih dikenal dengan istilah
tanning.
Dalam studi tersebut, yang dilansir dari
BBC
, Selasa 24 Juni 2014, ditunjukkan jika kegiatan
tanning
lebih dari satu kali bisa didefinisikan sebagai "kecanduan". Hal ini akan meningkatkan produksi endorfin dalam kulit.


Temuan lain yang dihasilkan dari penelitian ini adalah adanya gejala kecanduan, mirip dengan kecanduan obat. Tikus akan mengalami mual, gelisah, dan tubuh gemetar saat diberikan obat untuk mengobati kecanduan yang dialami.


Proses penelitian
Saat penelitian berlangsung, tikus diberikan paparan sinar Matahari saat tengah hari bolong. Paparan itu berlangsung selama setengah jam, setiap hari selama 6 hari berturut-turut. Tidak berapa lama mulai terlihatlah produksi protein dalam kulit yang dinamakan proopiomelanocortin.


Senyawa ini kemudian diurai lagi oleh para peneliti. Di dalam proopiomelanocortin ini terdapat pigmen melanin yang berfungsi sebagai senyawa utama
tanning
. Senyawa lain yang diproduksi adalah endorfin, sebuah senyawa yang bisa memicu rasa senang dan bahagia. Ini merupakan senyawa oploids yang sama seperti heroin dan morfin.


Tikus kemudian diberikan obat untuk menghentikan pengaruh oploid, namun muncul gejala getar dan tremor pada tubuh. Namun, diakui peneliti, eksperimen ini tidak menunjukkan adanya aksi tikus untuk mencari-cari cahaya Matahari, seperti halnya orang yang kecanduan obat.


"Untuk tahap ini, alasannya cukup masuk akal. Proses ini memang benar adanya dan mungkin terjadi di setiap tubuh manusia. Selama ini, mungkin banyak yang belum sadar akan hal ini. Mereka menganggap bahwa
tanning
hanyalah kegiatan fashion semata. Padahal,
tanning
bisa meningkatkan risiko kanker kulit," ujar Dr. David Fisher, peneliti dari Massachusets General Hospital.


Sarah William, peneliti senior dari Cancer Research UK mengatakan bahwa hubungan kanker kulit dengan terlalu banyaknya paparan sinar ultraviolet memang telah lama diketahui. Namun begitu, akan lebih penting jika masyarakat mengetahui cara melindungi diri dari sinar ultraviolet.


"Ketika kita membutuhkan paparan sinar Matahari yang kuat dan sehat, ada baiknya jika kita menikmati Matahari dengan menutup tubuh menggunakan pakaian atau kain," kata Sarah.


Krim pelindung Matahari memang cukup efektif. Namun, harus dengan SPF15 dan brand yang berkualitas. "Krim tersebut bisa melindungi bagian yang tidak bisa dilindungi pakaian untuk menghindari Matahari," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya