Komputer Canggih Google Gagal Saat Uji Coba Pertama

Logo Google
Sumber :
  • U-Report
VIVAnews - Komputer D-Wave 2 telah menarik perhatian badan dan organisasi dunia. Mesin komputasi yang mengklaim memiliki kemampuan komputer kuantum itu membuat Badan Antariksa AS (NASA), Badan Keamanan Nasional AS (NSA) sampai Google kepincut memilikinya. 
Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu

Melansir The Verge, Jumat 20 Juni 2014, memang akhirnya Google beruntung memiliki mesin dengan harga komersial US$15 juta atau setara Rp178,6 miliar. Pada Oktober tahun lalu, Google telah membangun sebuah laboratorium dan menambahkan D-Wave 2. 
4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Perusahaan internet itu sesumbar, dengan mesin komputasi itu, bisa menghasilkan efek kuantum dibandingkan dengan mesin komputasi apa pun sebelumnya.
Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Namun, sesumbar Google tampaknya kandas. Sebuah studi menemukan D-Wave 2 nyatanya tak sehebat yang dibayangkan, mesin kuantum itu bahkan dilaporkan kalah cepat dari komputer konvensional.

Sekelompok ilmuwan di ETH Zurich, Swiss menguji mesin kuantum itu dengan komputer konvensional, untuk mengetahui kekuatan mesin D-Wave 2. 

Hasil uji coba, tim menemukan tak ada keunggulan dari mesin kuantum. Tim mengatakan, D-Wave kemungkinan memang mesin kuantum, tapi sayangnya, kekuatannya belum sesuai dengan namanya.

Sebenarnya, peneliti berharap menemukan D-Wave 2 mampu menyelesaikan problem yang lebih kompleks dibandingkan komputer konvensional. 

"Mesin kuantum itu sulit menunjukkan kecepatannya, itu tak terjadi. Tanpa menemukan kecepatannya, Anda tak dapat menunjukkan mesin itu lebih baik dari perangkat klasik," ujar Matthias Troyer, penulis utama studi dalam Science. 

Bertolak dari temuan itu, peneliti pesimistis dengan kemampuan mesin kuantum tersebut. Padahal, struktur D-Wave menggunakan komponen yang tak sembarangan, struktur mesin dibangun berbasis pendinginan logam kuantum. 

Bukti problem kekuatan mesin kuantum juga disampaikan oleh riset Information Sciences Institute (ISI) University of Southern California School of Engineering. Riset lembaga ini menemukan problem yang sama. 

Menanggapi hasil pengujian D-Wave, laboratorium Quantum Artificial Intelligence masih menguji batas kemampuan D-Wave. Google sejauh ini menolak mengomentari hasil laboratorium.

Perusahaan internet itu diprediksi lebih memilih mempublikasikan hasil laboratorium mereka secara mandiri. Google masih menguji klaim keunggulan D-Wave. 

Troyer heran dengan ilmuwan yang berada di balik mesin D-Wave. Seharusnya pembuat mesin itu sudah memperkirakan apa yang terjadi pada mesin tersebut. 

"Kebanyakan ilmuwan tak akan berangkat membangun sebuah mesin tanpa mengetahui apa yang dapat dilakukan dengan mesin itu. Kebanyakan ilmuwan pertama kali akan berpikir lebih banyak tentang mesin itu," ujar Troyer. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya