Ilmuwan Ini Yakin 15 Ribu Vampir Hidup di Inggris

anggota komunitas vampir
Sumber :
  • the sun

VIVAnews - Seorang dosen senior di Inggris, Emyr Williams, yakin komunitas vampir bukan hanya mitos dan isapan jempol semata. Dia bertekad untuk menggali lebih dalam subkultur vampir di negaranya.

Williams percaya komunitas vampir hidup dan bernapas serta mampu membuat peraturan dan etika saat vampir seluruh dunia bertemu secara reguler. Demikian seperti dikutip dari Telegraph, Jumat 30 Mei 2014.

Pesan Terakhir Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58 ke Ibunya: Mah Aa Mau Pulang

"Berdasarkan literatur yang saya baca, ada sekitar 10 ribu sampai 15 ribu vampir yang hidup di Inggris," kata Williams yang juga dosen di Glyndwr University, Wrexham.

Untuk memulai 'penggaliannya,' dia membuat sebuah survei akademik online bagi warga Inggris yang mengetahui keberadaan vampir atau mengaku dirinya vampir. Survei ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang benar mengenai vampirisme.

Menurut Williams, sudah banyak yang dilakukan para peneliti untuk menguliti fenomena vampirisme ini. Namun belum ada satupun peneliti yang menggunakan pendekatan perspektif akademik.

"Di sini kita membicarakan mengenai sekelompok atau individu yang percaya bahwa secara psikologis mereka membutuhkan konsumsi darah secara teratur," jelasnya.

Deretan Artis Rayakan Idul Fitri di Tanah Suci Mekkah

Beberapa informasi, imbuhnya, menyebutkan bahwa ada sekitar 10.000 hingga 15.000 orang di Inggris yang menyebut diri mereka vampir. Bahkan, 30.000 orang lainnya mengaku telah mendonorkan diri mereka kepada vampir. "Jadi kami mau menghubungi sebanyak mungkin orang sehingga kami bisa memahami mereka dengan lebih baik," ujar Williams.

Definisi vampir

Anjuran Melewati Jalur Berbeda Saat Berangkat dan Pulang Sholat Idul Fitri dari Para Ulama

Menurutnya, kepercayaan terhadap vampir ini telah menjadi subkultur yang ada di setiap negara, terutama negara barat. Vampir ini didefinisikan sebagai sekelompok orang yang hidup dengan meminum darah, menghisap energi orang lain, tapi tetap pada jalur dan aturannya. Artinya, para vampir ini lebih berada dan menghisap darah dari manusia yang telah ditentukan.

"Vampir sanguinis mengambil darah dari donor mereka. Mereka hanya bisa mengambil dari bagian tubuh tertentu dan tidak boleh mengambil lebih banyak dari perjanjian," jelas Williams.

Hal ini berbeda dengan vampir cenayang yang memiliki kemampuan berbeda untuk mengambil energi seseorang. Mereka akan mengambil makan dari orang lain dan membuat korbannya pucat.

Bagi Williams, komunitas vampir menarik dan sangat nyata. Williams pun ingin tahu bagaimana mereka bisa membentuk komunitas, bagaimana tingkat kebahagiaan dan kepercayaan diri mereka, dan apa agama yang dianut, meski kebanyakan akan menghubungkan diri mereka dengan Kristen. Williams juga ingin memahami subkultur ini secara psikologis.

"Saya tidak ingin menyebut mereka sebagai suatu kemarahan, kejahatan atau berbahaya. Saya hanya tertarik pada budaya gotik dan kuburan. Mereka hanyalah sekelompok orang yang harus kita tahu kenal lebih dalam," paparnya.

Dia mengakui, penelitiannya tak akan mudah karena komunitas vampir sangat menjaga privasi mereka. Namun, ia yakin penelitiannya akan menarik perhatian para vampir itu.

Ketertarikan Williams terhadap vampir dimulai sejak 10 tahun lalu setelah ia membaca artikel mengenai kepercayaan agama dan perilaku sosial subkultur di Amerika dan Australia. Dia juga pernah menulis studi mengenai vampir dan legenda Nosferatu.

Dia percaya, tinjauan psikologi vampir akan sangat menarik. Bahkan ia yakin bahwa vampir bukanlah sebuah penyakit mental atau hanya kegilaan seseorang. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya