Stephen Hawking: Robot Bisa Jadi Bumerang Peradaban Manusia

Belajar dnegan robot
Sumber :
  • http://www.afrid-fransisco.com
VIVAnews
BRI Cetak Laba Rp 15,98 Triliun di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 1.308 Triliun
– Robot kini bukan hal aneh atau luar biasa. Perannya bahkan mungkin semakin meningkat dalam kehidupan manusia. Mesin robot memudahkan manusia untuk menjalankan sejumlah aktivitas. Kemajuan teknologi, suka atau tidak suka, telah membuat robot lahir ke dunia.

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

Fisikawan kondang dunia Stephen Hawking adalah salah seorang yang ngeri dengan bertambahnya jumlah robot pembantu manusia.
Remaja di Lampung Tengah Tewas Ditusuk Pakai Pisau Dapur
Daily Mail, Senin 5 Mei 2014, melansir pernyataan Hawking yang memperingatkan potensi bahaya robot.


“Sukses menciptakan AI –
Artificial Intelligence
(Kecerdasan Buatan)– bakal menjadi peristiwa terbesar dalam sejarah manusia. Sayangnya mungkin itu bisa menjadi kesuksesan yang terakhir, kecuali kita mempelajari bagaimana menghindari risiko itu,” kata Hawking.


Menurut Hawking, inovasi robot dan AI lainnya berpotensi menjadi bumerang dan menghancurkan peradaban manusia. Saat ini, umat manusia menghadapi masa depan yang kian tak menentu karena teknologi tak bisa belajar, berpikir, dan beradaptasi dengan lingkungan. Bukan tak mungkin teknologi bisa melampaui kecerdasan manusia.


Hawking lantas mencontohkan salah satu perkembangan AI dalam bentuk asisten personal digital berbasis pengenalan suara seperti Siri, Google Now, dan Cortona. Dalam jenis dan taraf berbeda, hal itu bisa menjadi indikasi gejala perlombaan persenjataan teknologi informasi di masa mendatang.


Dalam jangka pendek dan menengah, militer di seluruh dunia diperkirakan tengah mengembangkan sistem senjata otonom berdasarkan
Artificial Intelligence
. Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa melarang perkembangan AI menuju arah berbahaya.


Meski demikian, Hawking mengakui ada sisi positif dari perkembangan AI, yakni bisa dimanfaatkan untuk memberantas peperangan, penyakit, dan kemiskinan.


Sejauh ini Hawking melihat perkembangan
Artificial Intelligence
tak terbendung. IBM, perusahaan penyedia peranti komputer asal Amerika Serikat, misalnya telah mengembangkan chip pintar yang bisa meniru kemampuan persepsi, tindakan, dan pikiran otak manusia.


Maka, bukan tak mungkin suatu hari nanti para ilmuwan komputer dapat mengembangkan mesin dengan otak lebih cerdas dari otak manusia. Untuk itu Hawking mengajak peneliti dunia untuk meneliti AI secara serius guna menghindari risiko terburuk.


“Kita semua harus bertanya pada diri sendiri, apa yang bisa kita lakukan saat ini untuk menuai manfaat dari AI dan menghindari risikonya,” kata Profesor Universitas Cambridge itu. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya