UGM Bikin Aplikasi Informasi Bencana

Ilustrasi Google Play Store.
Sumber :
  • tested.com
VIVAnews
Peluang Liverpool Gaet Xabi Alonso Mengecil
- Institute of Internationel Studie UGM bersama Universitas Osaka Jepang meluncurkan aplikasi bencana CARED W-DIPS, yang bertujuan mempercepat dan memperluas jangkauan informasi bencana. Aplikasi ini bisa diunduh di Google Play.

Netizen Murka Disebut Suara Paslon 02 Nol: Mungkin Aku yang Dimaksud Angin Tak ber-KTP

Managing Director IIS UGM Maharani mengatakan, dalam versi pertamanya, Wide-View Disaster Information and Prediction System atau W-DIPS ini menargetkan pengguna sebanyak 10 persen dari populasi Yogyakarta. "Sebagai
Pemudik Harus Hati-hati, Ada 19 Perlintasan Kereta Api di Brebes Tanpa Palang Pintu 
pilot project adalah Kota Jogja, Kabupaten Sleman dan Bantul," kata Maharani di Gedung Fisipol, Yogyakarta, Selasa 4 Februari 2014.


Menurut Maharani, peran masyarakat sangat penting dalam menyampaikan informasi terkait dengan kondisi saat bencana dan paska bencana.


Sementara itu Stevano Sukamoto, perwakilan dari Universitas Osaka, Jepangmenjelaskan aplikasi tersebut dapat digunakan untuk berbagai macam bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, banjir bahkan sampai pada kasus flu burung. "Karakteristik Indonesia sama dengan Jepang. Seringkali terjadi bencana alam seperti gempa bumi. Kami sudah menjalankan aplikasi ini dan semua kondisi bencana dan paska bencana bisa di ketahui lebih cepat," kata Stevano.


Ia mengakui terciptanya aplikasi tersebut berawal dari sejumlah peristiwa gempa besar di Turki, Taiwan, Jepang, dan DI Yogyakarta. "Saya kemudian berpikir. Bagaimana supaya kami bisa cepat dan tanggap memberikan logistik kepada korban. Dari situ saya memiliki ide membuat sistem ini. Walaupun pekerjaan dalam pasca bencana adalah organisasi, apakah tidak bisa dari individu untuk mengetahui keadaan bencana tersebut dari lokasi.


"Cara kerja aplikasi bencana ini juga sangat mudah. Pengguna tinggal mendownload di Google Playstore, kemudian mendaftar. Memang aplikasi ini masih butuh masukan karena itu kami akan bekerja sama dengan BPBD dan PMI."


Untuk aplikasi bencana yang dibuat oleh PT Gamatechno, menurut Novan Hartadi selaku Manajer Riset, pengguna akan mendapatkan tiga bahasa yakni Indonesia, Inggris dan Bahasa Jawa. "Nantinya akan ada peta yang menjelaskan kawasan rawan bencana, dan wilayah yang membutuhkan bantuan lebih cepat. Diharapkan informasi dari sistem yang dikembangkan itu dapat mengurangi intensitas dari kerusakan," kata dia.


Stevano Sukamoto menambahkan, aplikasi bencana tersebut sangat mudah karena untuk sementara baru bisa di download di smartphone. "Siswa SMP dan orang tua bisa membaca aplikasi ini, karena aplikasi ini sangat mudah."


Kepala PMI DIY, Harry Zudianto menyambut baik peluncuran aplikasi bencana tersebut. "Namun yang harus menjadi catatan adalah jangan sampai informasi yang masuk hanya untuk kepentingan individu. Harus ada semacam proteksi," kata mantan Walikota Jogja ini.


Caranya, sambung Herry Zudianto adalah  yang boleh menjadi pengguna aplikasi bencana relawan yang tedaftar di lembaga yang resmi.


Sementara itu Krisnadi Setiawan, Kepala bidang program TRC BPBD DIY mengatakan saat ini informasi yang paling besar menyumbang melalui radio dan sosial media. "Tapi setahun lalu, kami mendapati dua kali informasi yang hoax," kata dia. (adi)


Laporan: Ochi April / Yogyakarta
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya