Empat Alasan Facebook Mengakuisisi WhatsApp

Ilustrasi Facebook akuisisi WhatsApp Messenger
Sumber :
  • cisco.tv
VIVAnews - Facebook telah mengakuisisi WhatsApp dengan nilai total US$19 miliar. Banyak hal yang mengitari seputar akuisisi ini. Termasuk apa yang membuat jejaring sosial terbesar itu tertarik merangkul WhatsApp yang masih tergolong baru. 
Setuju Pembatasan Impor Barang Jadi Elektronik
 
Melansir Business Insider, Kamis 20 Febuari 2014, investor WhatsApp, Sequoia Capital memaparkan empat alasan kenapa jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg ngebet membeli aplikasi messaging yang telah memiliki 450 juta pengguna aktif itu.
Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Indonesia Kini Dibuat Layaknya Hotel Bintang 5
 
Pertama, Sequoia mengatakan, dengan memiliki lebih dari 450 juta pengguna aktif, menempatkan WhatsApp menjadi aplikasi paling cepat pertumbuhannya dibanding aplikasi lain.
Waspada Penipuan Kerja Paruh Waktu yang Marak di Shopee
 
Dalam kurun waktu empat tahun sejak diluncurkan, pencapaian WhatsApp (450 juta pengguna) itu mengalahkan Facebook (145 juta), Gmail (123 juta), Twitter (54 juta) dan Skype (52 juta). 
 
Bahkan untuk melebihi mencapaian beberapa perusahaan itu, WhatsApp hanya butuh waktu 9 bulan saja. Pada usia yang belum genap setahun itu, pengguna aktif WhatsApp sudah mencapai 200 juta.
 
Jumlah pengguna aktif WhatsApp harian bahkan terus melonjak sampai 72 persen, mengungguli pertumbuhan standar industri antara 10-20 persen. 
 
Seqouia mengatakan kedua pendiri WhatsApp, Jan Koum dan Brian Acton mengembangkan platfrom dengan cara yang sederhana, aman, cepat dan disukai oleh pengguna. 
 
Kedua, meski telah tumbuh sebagai perusahaan teknologi besar di dunia. WhatsApp hanya mempekerjakan 32 insinyur saja. Dengan demikian satu insinyur mendukung 14 juta pengguna aktif, rasio ini cukup langka di dunia teknologi.
 
Ketiga, WhatsApp memberikan kenyamanan pengguna dengan berkomitmen tak membanjiri platfrom dengan iklan. Visi pendiri yakni bagaimana agar pengguna tetap dapat berkomunikasi tanpa gangguan. 
 
Visi ini tergambar pada secarik kertas di meja kerja sang pendiri. 'No Ads!, No Games! No Gimmicks!'. Ini membuktikan WhatsApp fokus pada pengalaman messaging, bukan yang lain.
 
Menariknya lagi, WhatsApp tak menarik biaya langganan yang mahal. Setahun pertama gratis dan setahun berikutnya hanya US$ 1 saja.
 
Komitmen tak akan ada iklan juga menjadi bagian dari kesepakatan akuisisi itu. Meski pendiri WhatsApp, Jan Koum masuk dalam jajaran dewan direksi Facebook, Koum menegaskan tetap akan melanjutkan layanan yang selama ini diberikan WhatsApp. Tak ada yang berubah.
 
Keempat, WhatsApp mencapai kesuksesan tanpa menyewa satu orang PR dalam upaya pemasaran. Hal ini berbeda dengan perusahaan teknologi besar lainnya.(umi)
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya